Tak sedikit orang yang mengetahui tentang Thariq Bin Ziyad. Tapi, berapa orang yang mengetahui kehidupan Sang Panglima Islam, Thariq Bin Ziyad?
Thariq Bin Ziyad, nama salah satu pendekar Islam yang kerap kali kita dengar namanya, lahir di Kenchela, Aljazair pada tahun 50 Hijriyah atau 670 Masehi. Thariq Bin Ziyad, adalah seorang yang berasal dari kabilah Berber yang tinggal di Maroko, Afrika Utara. Masa kecil Thariq, tidak ubahnya dengan anak-anak seusianya, Thariq mengisi hari-harinya dengan menghafal Kitabullah, dan belajar ilmu-ilmu lainnya. Thariq tumbuh dengan akal yang cerdas, juga keimanan terhadap Islam yang tertanam kokoh didalam kalbunya.
Musa Bin Nushair, seorang khalifah juga panglima tangguh dan dai ulung yang membuat para penduduk Afrika Utara masuk islam berbondong-bondong. Musa bin Nushair mengajarkan Islam kepada bangsa Berber, baik secara akidah maupun pengalaman. Ia menanamkan kecintaan pada jihad dan pengorbanan diri maupun apa yang berharga untuk Allah SWT. Mayoritas pasukan Islam dan pendukung utamanya adalah dari bangsa Berber (Suku Amazig) yang tidak lebih dari lima tahun sebelumnya memerangi kaum Muslimin.
Musa Bin Nushair kemudian mengangkat pemimpin Berber yang pemberani, ia adalah Thariq bin Ziyad. Thariq diamanahkan memimpin pasukan yang akan bergerak menuju Andalusia. Thariq-lah, panglima yang menggabungkan antara rasa takut kepada Allah SWT, sikap Wara’, kemampuan militer, kecintaan pada jihad dan keinginan untuk mati syahid.
Meskipun Thariq dari kalangan Berber dan bukan dari kalangan bangsa Arab, Namun Musa bin Nushair lebih mengedepankan Thariq karena kapabilitas dalam memimpin para prajurit serta kemampuan Thariq untuk memahami dan memimpin kaumnya sendiri.
Pada bulan Sya’ban 92 Hijriah ( Juni 711 M) bergeraklah pasukan yang berjumlah 7000 prajurit Islam yang dipimpin oleh panglima Thariq bin Ziyad. Ibnu Al-Kardibus mengatakan, “Musa bin Nushair saat melepas Thariq bin Ziyad, terus berdoa sembari menangis dan berserah diri pada Allah SWT, meminta kepadaNya untuk memberikan kemenangan pada kaum Muslimin.”