Mohon tunggu...
Farrel Febrian
Farrel Febrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang sedang mencari jati dirinya

Selanjutnya

Tutup

Bola

Hansi Flick Resmi Berlabuh ke Barcelona, Bawa Filosofi Baru ke Camp Nou

15 Juni 2024   13:00 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:06 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hans-Diter "Hansi" Flick yang lebih dikenal dengan Hansi Flick adalah seorang mantan pemain sepak bola professional dan sekarang sedang berkarir sebagai pelatih sepak bola professional. Hansi Flick lahir pada 24 Juli 1965 di kota Heidelberg, Jerman. Ia memulai karir sepakbola seniornya sebagai pemain pada klub asal Jerman, yakni SV Sandhausen pada 1983 hingga 1985, lalu ia berlabuh pada klub raksasa Jerman, FC Bayern Mnchen yang kala itu telah memenangi gelar Liga Jerman "Bundesliga" yang ke-7. Hansi Flick membersamai FC Bayern Mnchen selama 5 musim, dari tahun 1985 hingga 1990, ia bermain sebagai gelandang dan tampil sebanyak 104 kali dan mencetak 5 gol. Setelah dari FC Bayern Mnchen, Hansi Flick melanjutkan karirnya pada klub yang masih berada di Bundesliga, yakni 1.FC Kln, ia berkarir di 1.FC Kln hanya 3 musim saja, yakni dari 1990 hingga 1993. Hansi hanya bermain sebanyak 44 kali dan hanya mencetak satu gol disana. Setelah dari 1.FC Kln, Hansi pergi ke Victoria Bammental, dimana Victoria Bammental adalah klub terakhir Hansi Flick sebagai pemain senior dan klub pertamanya sebagai pelatih sepak bola professional.

Hansi Flick memulai karirnya sebagai pelatih sepak bola pertama pada klub divisi empat Liga Jerman, Victoria Bammental, dimana dia disini merangkap jabatan menjadi pelatih dan pemain sekaligus. Ia berada pada Victoria Bammental selama 4 musim yakni dari musim 1994 hingga 2000. Hansi Flick kemudian melanjutkan karirnya sebagai pelatih sepak bola pada klub divisi empat Liga Jerman 1899 Hoffenheim sebagai pelatih utama. Ia melatih 1899 Hoffenheim selama 4 musim dari tahun 2000 hingga 2005. Lalu pada 2006, Hansi Flick kemudian berkarir di luar Jerman untuk pertama kalinya. Ia berlabuh menjadi asisten pelatih pada klub asal Austria, Red Bull Salzburg. Ia menjadi asisten pada Red Bull Salzbrug sangat sebentar, yakni hanya setahun saja. Pada tahun yang sama, ia mendapat kesempatan untuk menjadi asisten pelatih sepak bola Jerman, bersama manajer Joachim Lw. Ia membantu kepelatihan Joachim Lw selama 8 tahun, dari 2006 hingga 2014. Hansi, sebagai asisten pelatih berhasil membawa Tim Nasional Jerman menjuarai turnamen paling bergengsi di dunia sepak bola yakni, FIFA Worldcup pada 2014.  Selain itu, Jerman berhasil mendapat juara ketiga pada FIFA Worldcup pada tahun 2010. Tak hanya itu, Jerman dengan Hansi Flick menjadi asisten pelatih, berhasil mendapat juara kedua pada EURO pada tahun 2008, dan juara ketiga pada 2012. Setelah itu pada 2014 hingga 2017, ia tak menjabat sebagai pelatih maupun asisten pelatih, melainkan ia berkarir sebagai direktur olahraga pada Asosiasi Sepak Bola Jerman.

Setelah lama tak berkarir pada bidang kepelatihan dalam bidang sepak bola, ia lalu Kembali ke Klub Raksasa Bundesliga, Die Roten, FC Bayern Mnchen pada 2019. Ia ditunjuk sebagai asisten pelatih, membantu pelatih Niko Kovac, tapi ia hanya sebentar saja menjadi asisten pelatih FC Bayern Mnchen, karena pada November 2019 ia diangkat menjadi pelatih sementara FC Bayern Mnchen karena Niko Kovac hengkang. Lalu Hansi Flick diangkat menjadi pelatih utama Sang Raksasa Jerman tersebut pada 2019 hingga 2021. Meskipun hanya sebentar saja membersamai Die Bayern, tetapi Hansi Flick menorehkan prestasi yang luar biasa. Pada tahun pertamanya bersama FC Bayern Mnchen, Hansi Flick berhasil menyamai rekor yang dimiliki Pep Guardiola di FC Barcelona pada musim 2008-2009, yakni berhasil mendapatkan Sixtuple, yakni mendapatkan 6 piala pada 1 tahun kalnder sepak bola. Hansi Flick mendapat total 7 trofi penghargaan dari 2 musim kepelatihanya bersama FC Bayern Mnchen, yakni Bundesliga pada musim 2019-2020 dan 2020-2021, DFB Pokal pada 2019-2020, Jerman Supercup pada 2019-2020, UCL pada 2019-2020, UEFA Supercup pada 2020, dan FIFA Club World Cup pada 2020.

Prestasi luar biasa yang ditorehkan oleh Hansi Flick bersama FC Bayern Mnchen, membuat Federasi Sepak Bola Jerman tertarik meminang Hansi Flick untuk menjadi pelatih Tim Nasional Jerman. Sayangnya, nasib baik saat membersamai FC Bayern Mnchen tak ia bawa bersamanya saat ia melatih Timnas Jerman. Ia dipecat dari kursi kepelatihan Tim Nasional Jerman pada 2023, setelah hasil buruk yang diterima Jerman pada FIFA Worldcup 2022. Selama rehat dari kepelatihan sebagai pelatih selama kurang lebih 1 tahun, banyak rumor beredar bahwa pelatih peraih Sixtuple kedua itu akan melatih Klub raksasa asal Spanyol, yakni FC Barcelona yang menjalani musim yang kurang baik pada 2023-2024. FC Barcelona yang pada musim itu diasuh oleh Xavi Hernandez pulang dengan tangan kosong. Peringkat kedua La Liga, Runner-Up pada Piala Super Spanyol, gugur pada babak perempat final Copa del Rey, dan gugur pada babak ke 16 UCL membuat Joan Laporta yang tidak puas memecat Xavi Hernandez, meskipun telah mendapat 2 piala pada musim lalu.

Pada 29 Mei 2024, rumor kepindahan Hansi Flick ke FC Barcelona menjadi kenyataan, pada laman Instagram FC Barcelona, mereka menyambut kedatangan pelatih baru mereka dengan postingan yang bertuliskan "Hansi Flick, Benvingut" yang berarti selamat datang Hansi Flick. Hansi Flick menandatangani kontrak menjadi pelatih klub Blaugrana itu hingga 2026. Kedatangan Hansi Flick membawa harapan bagi staff dan para fans. Mereka berharap Hansi Flick bisa membawa FC Barcelona Kembali ke masa jayanya seperti pada musim 2008-2009 dibawah asuhan Pep Guardiola dan menaklukan serta mendominasi Spanyol dan Eropa sehingga bisa melibas semua kemungkinan trofi yang ada pada musim ini sehingga bisa mendapat Sixtuple lagi dibawah kepengasuhan Hansi Flick.

Saat menjadi pelatih FC Bayern Mnchen, Hansi Flick menggunakan taktik high pressing, yang dimana semua pemain kecuali kipper, naik dan mengambil posisi lebih maju hingga mendekati garis Tengah lapangan, dan pemain akan lebih menekan dalam merebut bola jika bola sedang berada di kaki lawan. Taktik ini membutuhkan fisik yang lebih kuat dari setiap pemain di lapangan, dikarenakan semua pemain akan bergerak selama 90 menit penuh di lapangan. Meskipun melelahkan taktik ini terbukti efektif dalam permainan, karena dengan pressing secara terus menerus, tim akan mendapat keunggulan di dalam pertandingan, karena tim lawan akan kewalahan. Saya percaya jika taktik ini akan efektif jika digunakan oleh Hansi Flick pada FC Barcelona musim depan. Banyak pemain yang cocok dengan skema permainan Hansi Flick ini, dan pemain akan mudah beradaptasi meskipun jauh dari filosofi permainan FC Barcelona, yakni tiki taka. Hadirnya Robert Lewandoski dan Ilkay Gundogan yang sudah mencicipi taktik Hansi Flick dinilai akan membantu tim untuk lebih memahami taktik high pressing Hansi Flick.

Hansi Flick menilai bahwa pemain pemain muda Blaugrana memiliki banyak potensi yang bahkan melebihi pemain pemainya saat berada di FC Bayern Mnchen dulu. Misalnya saja Alejandro Balde, Hansi Flick menilai bahwa Balde bisa menjadi seperti Alphonso Davies-nya seperti pada saat di FC Bayern Munchen dulu. Pemain muda Barcelona yang memiliki semangat dan sangat haus dengan bola seperti Fermin Lopez dan Gavi, dinilai sangat cocok dengan skema permainan milik Hansi Flick. Tak lupa dengan pemain senior, saya berpendapat bahwa kedatangan Hansi Flick akan bisa mengubah Kembali Robert Lewandowski menjadi mesin pencetak gol, sama seperti tahun primanya pada FC Bayern Mnchen dulu. Selain itu, Hansi Flick dikabarkan akan mendatangkan salah satu pemain terbaik yang pernah dimilikinya, Joshua Kimmich sang gelandang bertahan milik FC Bayern Munchen, Hnasi Flick menilai bahwa kedatangan Kimmich akan menyempurnakan kedalaman tim FC Barcelona saat ini. Rencananya Joshua Kimmcih akan dipasangkan dengan Frenkie De Jong di lini tengah sebagai double pivot.

Hansi Flick memiliki pribadi yang keras dan penuh semangat saat menjadi pelatih, dapat dilihat pada saat dia memberikan coach speech pada saat FIFA Worldcup 2022 dulu. Menurut saya, ini adalah kepingan yang cocok untuk FC Barcelona dikarenakan pada pertandingan pertandingan FC Barcelona, jika misal tim musuh membobol gawang terlebih dahulu, pemain pemain FC Barcelona tidak memiliki semangat dalam bermain dan berkemungkinan besar untuk blunder. Saya rasa Hansi Flick akan mengubah sikap pemain Barca sehingga mereka memiliki semangat juang sepanjang pertandingan. Selain itu, FC Bayern milik Hansi Flick dinilai memiliki fisik yang sangat gahar. Saya menilai staf kepelatihan Hansi Flick yang datang membawa latihan mereka yang keras, akan membuat FC Barcelona semakin siap dalam pertandingan pertandingan kedepanya dan membuat pemain akan selalu sehat dan rentan terkena cedera.

Kedatangan Hansi Flick digadang-gadang akan membawa FC Barcelona kembali berjaya. Hansi Flick dengan taktik, mentalitas, dan latihan yang ia bawa ke Barcelona akan merombak besar-besaran klub raksasa asal Spanyol tersebut. Hansi Flick membawa beban harapan para fans FC Barcelona yang ingin klubnya kembali berjaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun