Mohon tunggu...
Farrel AlexanderRumate
Farrel AlexanderRumate Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - murid sma

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan Gusdur Dalam Humornya

19 Mei 2023   16:55 Diperbarui: 19 Mei 2023   17:07 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Warisan Gusdur dalam Humornya

Gusdur adalah seorang presiden, yang boleh dibilang masa jabatannya pendek. Tapi dengan perbuatannya selama masanya sebagai seorang presiden, Ia meninggalkan sebuah warisan yang tetap berdampak dalam sejarah Indonesia dan masyarakat Indonesia. Humor adalah sesuatu yang dapat menghubung sesama lebih dekat lagi, dan dengan humornya. Gusdur, melalui humornya, telah mendekatkan dirinya dengan rakyat lebih lanjut lagi, beliau menunjukkan bahwa beliau bukan hanya seorang presiden, tapi juga seorang manusia biasa yang selera humornya sama seperti kami semua juga.

Gus Dur merupakan seorang pemimpin yang humoris. Banyak humor Gus Dur datang dari banyaknya teks anekdot yang ia buat. Teks anekdot adalah teks yang bersifat humoris, namun juga memiliki makna di dalam teks tersebut. Teks anekdot bersifat lucu dan menghibur, tetapi juga bisa mengkritik suatu hal tertentu, yang dibuat menjadi lucuan agar terkesan seperti sebuah lelucon. Teks anekdot juga memiliki beberapa kaidah-kaidah kebahasaan, seperti kalimat retoris, kata konjungsi, kalimat seru, dst.

Salah satu contoh teks anekdot yang melibatkan Gus Dur adalah:
Pernah Gus Dur diundang menjadi pembicara tunggal dalam sarasehan yang diadakan oleh KNPI.
Jadwalnya Jam 20.30, namun hingga Jam 20.50 dia belum muncul, panitia pun gelisah.

Tjahjo Kumolo (Ketua KNPI): "Saya takut Gus Dur kesasar."

Eros Djarot: "Saya kok punya firasat Gus Dur ketiduran, jangan lupa Gus Dur itu di seminar pun bisa tidur." Tjahjo Kumolo: "Jangan-jangan Ia nyasar ke Graha Pemuda, kantornya Menpora."
Tiba-tiba ada yang meletuk, "Jangan-jangan kena cekal, nggak boleh ngomong."

Di tengah kegelisahan itu, tepat pukul 21.00 tiba-tiba Gus Dur nongol.
Gus Dur: "Maaf, saya harus menerima pengarahan dulu dari Jenderal bintang tiga."

Ia pun langsung diminta bicara. Di depan peserta sarasehan itu dia kembali cerita soal keterlambatannya yang katanya karena dipanggil Jenderal bintang tiga itu.

Gus Dur: "Baru bintang tiga saja sudah bisa nyetop orang, bagaimana kalau bintang sembilan,"
Bintang sembilan adalah lambangnya NU, yang selalu terpampang di papan nama kantor NU di semua tingkat. Karena itu, Gus Dur juga sering bangga bahwa warga NU lebih nyaman kalau bepergian. Para pengusaha besar dan pejabat tinggi, katanya, kalau bepergian paling-paling menginap di hotel bintang empat atau bintang lima.
"Orang NU, kalau keluar kota nginepnya di hotel bintang sembilan," alias di kantor pengurus NU.

Menurut saya, teks ini merupakan teks anekdot. Hal ini dikarenakan terdapat aspek kelucuan, namun juga ada aspek kritikannya, karena menyinggung soal warga NU yang menginap di kantor pengurus NU ketika bepergian. Teks ini juga dapat dikatakan sebagai teks anekdot karena terlihat ditemukannya bentuk dialog dan urutan peristiwa dalam cerita bersifat alur maju.

Teks anekdot berfungsi untuk mengungkapkan pendapat pribadi kita mengenai hal-hal yang kita kurang suka dengan sebuah candaan, menyindir dan membantu kita menyampaikan suatu pendapat atau keluhan kita sehingga ketika kita menyampaikan suatu kritikan, kritikan kita akan terkesan sebagai sebuah lelucon. Teks anekdot bisa menjadi pilihan yang tepat untuk memberikan sebuah kritikan karena tidak dianggap tidak terlalu serius, tetapi bisa menjadi sesuatu yang dianggap serius dan bisa dipikirkan untuk mereka yang menjadi sasaran anekdot.
SKR/29

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun