Banjir memang sepertinya sudah menjadi bencana ‘langganan’ Kota Semarang. Kelurahan Wonosari hanya merupakan satu di antara banyak kelurahan di Kecamatan Ngaliyan yang kerap terdampak banjir. Pada tahun 2011 saja, banjir bandang di Kelurahan Wonosari telah menelan 10 korban, 5 di antaranya meninggal dunia. Sebanyak 286 rumah rusak, dan 80% mengalami rusak parah.
Kelurahan Wonosari merupakan wilayah daerah aliran sungai (DAS) Beringin, dengan kemiringan lereng yang sangat curam. Dihuni oleh sekitar enam belas ribu jiwa, dengan luas daerah 323 hektare membuat kelurahan ini cukup padat. Letak wilayah yang berbatasan langsung dengan sungai dan kepadatan penduduk cukup tinggi, meningkatkan risiko korban jiwa saat banjir terjadi.
Belajar dari pengalaman kelam yang berulang kali terjadi, pemerintah Kota Semarang, berkolaborasi dengan Mercy Corps Indonesia melalui program Jejaring Ketahanan Kota-kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) mengajak masyarakat agar lebih sigap menghadapi bencana banjir dengan membentuk kelompok siaga bencana (KSB). KSB tersebar di berbagai kelurahan DAS Beringin, dan bertanggung jawab untuk membantu kesiapsiagaan warga sebelum, saat, dan setelah banjir terjadi. Anggota KSB mengecek ketinggian muka air secara teratur, dan meneruskan informasi kepada KSB kelurahan lain, serta berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui handy talkie.
Penggunaan kentongan oleh anggota KSB memiliki ‘kode’ tertentu sesuai dengan tingkat bahaya banjir. Para anggota KSB memukul kentongan sebanyak empat kali secara berturut-turut ketika tinggi muka air kurang dari 30 cm dari permukaan tanah, tanda banjir bandang akan segera terjadi. Ketika mendengar bunyi tersebut, warga harus mengungsi ke rumah yang lebih tinggi (tempat pengungsian sementara) dengan membawa tas darurat (kit-bag). Ransel darurat ini dimiliki oleh setiap keluarga di Kelurahan Wonosari, yang wajib disiapkan untuk menghadapi banjir. Ransel darurat ini berisi makanan kering, perlengkapan mandi serta obat-obatan.
Kegiatan KSB Kelurahan Wonosari merupakan bukti nyata partisipasi masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir di Kota Semarang. Tentu saja, keberlanjutan mekanisme peringatan dini dan evakuasi ini akan sangat bergantung pada partisipasi aktif warga. Jika Kota Semarang saja bisa, mengapa kotamu tidak! #AYOBERADAPTASI dari perubahan iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H