Perubahan iklim tentu bukan isu yang asing lagi di telinga kita. Beberapa orang bahkan sudah imun mendengar term 'perubahan iklim'. Namun tidak bagi warga Kampung Merbabu Asih di Kota Cirebon. Sudah delapan tahun ini mereka dengan sadar memperhatikan isu perubahan iklim dalam pengelolaan lingkungannya.
Sang inisiator, H. Agus Salim sama sekali bukan pakar lingkungan, apalagi pemerhati isu terkait iklim. Ia merupakan mantan konsultan teknik yang kemudian mendirikan komunitas Secerah Pagi (Semoga Cepat Rapi Pekarangan Asri Gemerlap Indah) atas dasar kejenuhannya menghadapi permasalahan sampah.
“Ya kan kita sampai kapan mau nunggu pemerintah terus, kita juga harus aktif” ucapnya saat ditemui di pusat kerajinan limbah sampah kampung iklim Merbabu Asih. Sekalipun begitu, ia mengakui tidak semua warga menyambut inisiatifnya degan positif. "Mengubah pola pikir warga kan tidak semudah membalikkan tangan."
Berbagai upaya ia lakukan untuk menghadapi warga yang masih bersikap skeptis terhadap isu lingkungan. Mulai dari mengadakan lomba memilah sampah bagi anak-anak, menerbitkan buletin untuk warga, hingga berdakwah.
"Awalnya kami memulai hanya bermodal 9 ember bekas cat 25 Kg." H. Agus Salim menggunakan ember tersebut sebagai komposter untuk mengolah sampah organik. Kompos yang dihasilkan, diberikan kepada warga yang tertarik untuk menanam tumbuhan di pekarangan rumah atau di gang kampung.
Sebagian sampah yang terkumpul juga didaur ulang secara mandiri oleh warga dengan melibatkan perempuan, remaja dan anak-anak. Berbagai produk kerajinan olahan sampah dihasilkan melalui kegiatan ini seperti pajangan, tas, dan dompet. Kerajinan tersebut kemudian dipasarkan melalui kios yang terdapat di Kampung Iklim.
Keuletan warga dalam menjaga lingkungan dan mengelola sampah juga menarik perhatian perusahaan swasta untuk melakukan program CSR di Kampung Merbabu Asih. H. Agus Salim mengaku, seiring berjalannya waktu, semakin banyak perusahaan swasta yang terlibat dalam pemeliharaan Kampung Iklim Merbabu Asih. Tidak hanya pihak swasta, pemerintah dan akademisi juga menaruh perhatian pada Kampung Iklim di kota udang ini, bahkan kepopuleran Kampung Iklim telah menarik kunjungan wisatawan luar negeri.
Tentu saja, untuk mencapai tahap ini dibutuhkan kesabaran dan semangat yang tinggi. Memang butuh waktu agar warga paham dan bisa mandiri mengelola lingkungan. Kami lakukan edukasi secara masif sejak dini agar warga sadar pentingnya menjaga lingkungan untuk menghadapi perubahan iklim.