Mohon tunggu...
Revalina Farra Azzahra
Revalina Farra Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga tahun 2024

Menulis adalah salah 1 hobi saya sejak kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari FOMO, FOBO ke JOMO: Bagaimana Tren Viral Menemukan Identitas Kita

24 Desember 2024   21:14 Diperbarui: 24 Desember 2024   21:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

       FOMO (Fear Of Missing Out) adalah sebuah istilah dimana adanya rasa kekhawatiran atau cemas akan kehilangan suatu pengalaman, informasi, peristiwa yang sedang terjadi di sekitar kita. FOMO (Fear Of Missing Out) adalah suatu hal yang sedang marak terjadi akhir-akhir ini. FOMO tidak hanya terjadi di kalangan remaja, tetapi orang dewaasa pun melakukan hal ini. Istilah FOMO ini pertama kali diperkenalkan oleh Patrick J. McGinnis pada 2004 saat ia tengah menulis untuk majalah The Harbus. Patrick tidak hanya menuliskan mengenai FOMO, namun ia juga membahasa fenomena atau peristiwa lain yaitu, FOBO (Fear Of Better Options) dan kehidupan sosial siswa di sekolah.

       Berbeda dengan FOMO, FOBO memiliki arti yang berbeda. Walaupun kedua fenomena ini terdengar serupa, namun keduanya memiliki makna yang berbeda. FOBO adalah sebuah rasa ketakutan dimana kita takut kehilangan opsi yang lebih baik jika dihadapkan oleh banyak pilihan. Hal ini bisa terjadi jika tidak adanya hasil yang dapat menjamin atau tidak ada opsi sama sekali. Selain itu, FOBO dapat terjadi karena sang individu terus menerus memikirkan opsi mana yang lebih baik atau paling baik. Umumnya, orang yang mengalami hal ini, mereka akan merasakan kewalahan atau beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi.

       Dari kedua fenomena tersebut, ada juga fenomena yang dinamakan JOMO. Fenomena ini memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan FOMO ataupun FOBO. JOMO (Joy Of Missing Out) fenomena ini lebih mengarah ke hal yang positif. Jika diartikan, istilah JOMO sendiri adalah sikap dimana kita merasa nyaman atau bahagia saat kita tidak terlibat dengan aktivitas sosial atau mengikuti tren yang sedang terjadi. JOMO cenderung lebih fokus terhadap diri sendiri tanpa merasa khawatir akan tertinggalnya tren yang sedang hangat terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa JOMO adalah fenomena yang memiliki sikap positif, karena fenomena ini tidak akan membuat sang individu terbebani oleh ekspektasi sosial untuk selalu mengikuti keadaan yang terjadi di sekitar.

       Dari definisi di atas, tentu sudah dapat disimpulkan bahwa ke-3 fenomena tersebut memiliki makna yang berbeda-beda, tentunya contohnya pun berbeda. Dibawah ini adalah masing masing contoh dari setiap fenomena:

  • FOMO
  • Seperti yang kita ketahui, FOMO sendiri adalah Fear Of Missing Out, yang berarti rasa khawatir akan tertinggalnya suatu informasi, pengalaman atau pun peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Contohnya seperti disaat kita terus menerus mengecek atau scrolling media sosial untuk melihat apa yang sedang tren atau pun apa yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Contoh lainnya yaitu mengenai di kehidupan sehari-hari. Tak jarang juga bagi seseorang yang FOMO, ia akan merasa perlu untuk membeli sesuatu yang sedang tren hanya agar dapat diterima di sebuah kelompok pertemanan atau hanya karena sedang tren dan tidak ingin terlihat "ketinggalan zaman".

  • FOBO
  • FOBO atau Fear Of Better Options, adalah sebuah fenomena dimana kita merasa takut kehilangan opsi yang lebih baik jika dihadapkan oleh banyak pilihan. Tanpa kita sadari, kita sering kali melakukan hal ini dalam kehidupan sehari-hari, contohnya disaat kita sedang berbelanja. Ada kalanya dimana kita merasa takut akan adanya penawaran yang lebih baik sehingga kita terus menunda dan sulit untuk membuat keputusan.

  • JOMO
  • JOMO sangat berbanding terbalik dengan FOMO, dimana kita merasa lebih bahagia atau baik dengan tidak mengikuti hal-hal yang sedang tren dan memilih jalan yang berbeda yang berfokus pada keinginan diri sendiri. Contohnya disaat kita memilih untuk me time dan menghabiskan waktu sendiri tanpa merasa takut tertinggal tren yang sedang viral. 

       Banyak yang menjadi faktor dari timbulnya sikap FOMO, FOBO maupun JOMO. Seseorang yang memiliki pendirian kurang kuat akan mudah terpengaruh. Oleh dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui apa yang dapat menyebabkan ke-3 sikap ini dan juga dengan akibatnya. Berikut adalah pemahaman lebih lanjut tentang sebab-akibat dari FOMO, FOBO dan JOMO.

       Penyebab FOMO dapat datang dari mana saja, bisa dari media sosial, lingkungan pertemanan ataupun kehidupan sehari hari. Adanya rasa percaya diri yang rendah juga dapat menjadi faktor timbulnya sikap FOMO. Namun, salah satu penyebab utama munculnya sikap FOMO yaitu penggunaan media sosial yang berlebihan. Platform media sosial dapat memicu sang individu untuk terus menerus memantau aktivitas orang lain ataupun segala informasi dari penjuru dunia yang dapat menyebabkan timbulnya ketakutan akan tertinggalnya aktivitas atau informasi tersebut. Selain media sosial, lingkungan sosial juga bisa menjadi salah satu alasan munculnya sikap FOMO. Dalam lingkungan sosial, terkadang ada dorongan kuat untuk dapat diterima oleh orang lain yang dapat memicu kita untuk harus menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan sosial tersebut.

       Tentunya tidak semua penyebab tersebut dapat menimbulkan dampak yang baik. Ada dampak yang akan membawa kita ke jalan yang baik, namun ada juga yang justru akan menjerumuskan kita ke jalan yang tidak baik. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari penyebab FOMO.

Dampak negatif FOMO:

  • Kecemasan atau anxiety
  • Munculnya rasa takut yang berlebih
  • Gangguan tidur
  • Hidup bergantung pada orang lain
  • Kebiasaan membandingkan diri

Dampak positif FOMO:

  • Meningkatkan kesadaran diri
  • Meningkatkan kreativitas
  • Memperluas wawasan
  • Menentukan prioritas
  • Mendorong diri untuk mengeksplor gaya hidup

       Selain FOMO, ada faktor yang dapat menimbulkan munculnya sikap FOBO. Seseorang yang memiliki sikap ini cenderung akan selalu merasa khawatir dalam memutuskan sesuatu. Hal ini dapat menimbulkan rasa bimbang saat diberikan sebuah pilihan sehingga dapat menunda keputusan. Sikap ini kebanyakan memberikan dampak buruk kepada para individunya. Namun, tidak jarang juga FOBO memberikan dampak positif kepada para individunya. Berikut ini adalah beberapa dampak dari FOBO.

Dampak negatif FOBO:

  • Kesulitan dalam mengambil keputusan
  • Overthinking 
  • Mudah merasa tidak puas
  • Menganggu hubungan sosial
  • Tekanan emosional yang tinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun