Mohon tunggu...
Farras Widya Izadi
Farras Widya Izadi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Hobi nulis bola, game dan kadang-kadang soal kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Alasan Kenapa Free Fire Harus Tetap Ada di Muka Bumi

21 November 2021   16:20 Diperbarui: 21 November 2021   16:21 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Buat kalian pemain game mobile, pasti gak asing dengan Free Fire. Game yang bergenre battle royale ini banyak digemari oleh mayoritas berbagai kalangan. Dampaknya, Free Fire menduduki game gratisan peringkat 2 yang paling banyak di download, di bawah Mobile Legend dan di atas game yang memiliki genre yang sama, PUBG Mobile. Free Fire layak menjadi perhatian mengapa game satu ini masih menjadi favorit, bahkan banyak dimainkan oleh anak kecil baik di platform smartphone atau di komputer warnet menggunakan emulator. 

Padahal di berbagai komunitas game di sosial media sendiri sering menjadikan game Free Fire sebagai bahan diolok-olok karena tidak memiliki kualitas grafik baik atau dalam bahasa komunitas disebut “grafik burik”. Sayangnya hujatan tersebut tidak dipedulikan pemainnya, dan kokoh menduduki sebagai peringkat 2 game gratisan di Play Store. 

Bisa jadi, mekanik permainan yang mudah dipelajari dan mudah untuk dikuasai menjadikan Free Fire lebih familiar dimainkan oleh anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Setelah melakukan riset singkat, padat dan cepat, ini dia alasan mengapa Free Fire masih menunjukan eksistensinya sebagai game yang populer dan alasan kenapa tetap harus eksis di skena e-sport.

Alasan pertama adalah kuatnya komunitas Free Fire yang banyak diisi oleh anak kecil berusia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Komposisi ini yang menyebabkan Free Fire terus berada dispotlight dan sering dimainkan oleh para anak kecil. Bad publicity is still publicity, kalau kata P.T Barnum

Berita buruk soal "bocil" Free Fire yang bermain hingga tak kenal waktu justru semakin meningkatkan popularitas Free Fire. Tak hanya sampai disitu saja, banyak Youtuber yang bermain Free Fire dan mendapatkan subcriber hingga jutaan orang. Youtuber seperti Budi01 sendiri memiliki subcriber hingga 12 juta dan rata-rata penonton 1 juta orang per videonya! Sebuah pencapaian bombastis mengingat game ini diklaim sebagai game "burik" yang tidak berpotensi menghasilkan uang. 

Komunitas yang solid dan aktif akan mendukung skena e-sport di game tersebut. Sebut saja komunitas DOTA 2, PUBG PC dan tak terkecuali Free Fire. Turnamen Free Fire di Indonesia bertajuk Free Fire Indonesia Master 2021 Spring yang diselenggarakan Maret 2021 kemarin saja memperebutkan hadiah juara sebesar Rp 350.000.000

Tentu nominal tersebut teramat jauh jika dibandingkan dengan The International DOTA 2 yang sudah bertahun-tahun diselenggarakan. Namun nominal tersebut menunjukan bahwa Free Fire menunjukan eksistensinya sebagai game online yang patut diperhatikan oleh pengamat skena e-sport di Indoneisa, Asia Tenggara dan tidak mungkin perhatian seluruh penjuru dunia.

Berakarnya komunitas yang kuat mendorong keinginan para pemainnya untuk mengekplorasi game lebih jauh lagi. Seperti halnya game online lain, Free Fire juga menyediakan kosmetik dalam bentuk skin yang unik dan menarik. Kecenderungan ini menjadi alasan game ini harus tetap eksis di skena game online. 

Jika pembaca memperhatikan secara seksama, setelah Lebaran (terutama 2019 kebawah sebelum pandemi COVID datang) biasanya banyak anak usia sekolah berbondong-bondong datang ke minimarket untuk top-up diamond Free Fire untuk membeli skin. S

aya begitu yakin karena saya antri persis di belakang rombongan anak sekolah ini. Kehadiran anak usia sekolah ini mendorong perekonomian bangsa karena turut memutar ekonomi bangsa. Namun asalkan jangan sampai melakukan top-up dan berhutang hingga belasan juta seperti yang terjadi di Kediri, Jawa Timur.

Itu dia kenapa Free Fire harus tetap eksis di skena e-sport, apakah terdengar masuk akal? Tulis komentar kalian di bawah ya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun