[caption caption="Jangan Golput"][/caption]
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mungkin sudah tak lama lagi akan digelar secara serentak di Indonesia. Namun, fenomena golongan putih atau golput masih saja menghantui pesta demokrasi bangsa ini. Karena satu suara saja sangat berpengaruh terhadap setiap pasangan peserta pemilu untuk menentukan nasibnya. Direktur Utama Perum LKBN Antara Saiful Hadi mengatakan para pemilih perlu tahu tentang manfaat dari penggunaan hak pilih dan dampak dari tidak memilih atau golongan putih (golput). Yang dirasanya penting untuk menimbulkan minat bagi masyarakat untuk mencari tahu sosok partai dan pemimpin mana yang akan masyarakat pilih nanti, tidak hanya asal pilih calon pemimpin. Pilkada akan dikatakan sukses apabila seluruh masyarakat yang memiliki hak pilih menggunakan haknya untuk memilih calon pemimpin daerahnya sesuai hati dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Karena dengan berpartisipasi aktif dalam pemilihan kepala daerah, itu menandakan kita peduli dengan daerah kita sendiri bahkan Negara. Dengan menggunakan hak pilih, kita ikut berperan dalam kegiatan politik nasional, dan adanya usaha untuk menghilangkan budaya golongan putih yang sudah sejak lama menjadi budaya tidak baik di Negara ini. Tentu kita tidak menginginkan mereka-mereka yang memegang amanah pengelolaan negeri ini adalah mereka yang “mahir” dalam mengkhianati rakyatnya. Oleh karena itu langkah untuk menjadi golput bukanlah pilihan para pejuang sejati. Tak ada manfaat yang bisa dirasakan oleh rakyat yang tertipu hari ini dengan pilihan golput yang kita ambil.Tak ada kekuasaan yang bisa digunakan oleh para golput selain kekuasaan yang semu, hanya besar dalam angka tetapi nol besar dalam menjauhkan rakyat dari penderitaan yang semakin menjadi-jadi dinegeri ini. Sampai kapan hal ini akan terus terjadi? ketika para golput menghujat habis-habisan para pemegang amanah rakyat yang culas itu, sementara mereka yang dihujat tersebut masih bisa tersenyum lebar penuh kemenangan, karena orang-orang ideologis tersebut hanya mampu berjuang dalam pagar golput saja, bukan berjuang dalam medan perjuangan yang sesungguhnya.
Desember nanti, pilkada serentak akan dimulai, mari kita semua yang memiliki hak memilih gunakan hak pilih dengan bijaksana dan sesuai hati nurani dalam memilih calon pasangan yang akan menjadi pemimpin kita untuk beberapa tahun ke depan. Beberapa daerah di Jawa Barat pun mulai menunjukan suasana persaingan antar calon pemimpin di tiap tiap kotanya, seperti di Kota Depok yang dimana adanya persaingan sehat antara dua calon pemimpin Depok, yaitu Dimas Oky dan Babai Suhaimin, Idris Abdul Shomad dengan Pradi Supriatna. Keduanya terlihat melakukan kampanye yang tidak terlalu besar dan terkesan sehat, seperti yang dilakukan Idris ketika memaparkan tentang rencananya yang akan memberikan pendidikan gratis bagi pelajar Depok yang bersekolah di swasta apabila dirinya terpilih, lalu ia pun menyempatkan bersilahturahmi dan berdiskusi dengan beberapa tokoh masyarakat di Depok. Berbeda dengan yang dilakukan oleh Idris, pasangan Dimas-Babai lebih memilih berbaur dengan elemen-elemen masyarakat atau organisasi masyarakat yang ada di depok. Hal ini dapat diapresiasi karena dengan cara kampanye yang terbilang sederhana ini, tidak menimbulkan kekacauan kota seperti kemacetan, kotornya lingkungan karena brosur-brosur para calon pasangan.
Tentunya kita berharap, semua masyarakat sadar akan pentingnya peran mereka dalam kegiatan demokrasi dan politik di Negara sendiri, yang menyangkut hajat hidup mereka pula untuk beberapa tahun ke depan. Semoga Pilkada 2015 berjalan sukses dan bersih dari golput dan kecurangan dalam bentuk apapun, sudah saatnya Demokrasi bersih kita terapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H