Majelis taklim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Sifatnya terbuka dalam hal usia berapa pun, profesi apapun, suku apapun dapat bergabung di dalamnya.
Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore atau malam. Lokasi taklim pun bisa dilakukan di dalam maupun di luar ruangan tergantung kesepakatan bersama.Â
Majelis taklim al-hijrah adalah program kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap minggunya, yaitu pada hari rabu malam. Pengajian ini dilaksanakan di rumah Ustadz Mustofa Desa Senuro Barat, pengajian ini sifatnya adalah untuk laki-laki umum tanpa memandang umur.Â
Majelis taklim al-hijrah merupakan program yang dirancang untuk mengantisipasi menurunnya kemampuan membaca Al-Qur’an antar generasi di desa Senuro. Majelis taklim al-hijrah ini berfokus pada belajar tahsin Al-Qur’an.  Majelis tahsin Al-Qur’an adalah tempat belajar dan melatih serta memperbaiki pengucapan-pengucapan Al-Qur’an. Tahsin dalam Islam yang berarti tuntutan agar dalam membaca Al-Qur’an harus benar dan tepat sesuai dengan yang seharusnya.
Secara umum, kelompok majelis taklim al-hijrah ini bertujuan sebagai tempat belajar, tempat untuk menambah ilmu dan keyakinan agama, sebagai tempat bersosialisasi atau silaturahmi, dan juga sebagai tempat untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan lingkungan anggotanya.Â
Tujuan tahsin Qur’an yaitu untuk memberikan tuntutan tentang cara membaca Al-Qur’an dengan tepat, benar dan indah sehingga lafal dan maknanya dapat terpelihara dari kesalahan. Maka dari itu tujuan utama dari mempelajari ilmu tajwid dalam rangka tahsin Qur’an adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca Al-Qur’an.
Tahsin Qur’an dilakukan untuk memperbaiki dan memperindah serta membaguskan pelantunan bacaan Al-Qur’an yang menitik beratkan pada makhraj, sifat-sifat huruf, dan ilmu tajwid. Target yang ditetapkan pada majelis taklim Al-Hijrah ini ada dua yaitu:
- Kemampuan membaca Al-Qur’an dengan lancar, kemampuan ini adalah langkah awal untuk mencapai bacaan yang sempurna. Apabila seseorang mampu meningkatkan tilawah Al-Qur’annya secara bertahap, dan juga sering mendengarkan murottal dengan bacaan standar, maka proses tahsin akan lebih cepat.
- Kemampuan membaca dengan benar, hal selanjutnya yang harus dilakukan untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan benar adalah secara talaqqi. Talaqqi artinya belajar Al-Qur’an secara langsung dibimbing oleh guru Al-Qur’an.
Pada majelis taklim al-hijrah, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar Al-Qur’an sudah disediakan, yaitu berupa Al-Qur’an, meja kecil, dan tempat belajar, bahkan sudah disediakan sumber bacaan berupa buku Terjemahan Safinatun Najah, yaitu buku ilmu fiqih dasar.Â
Jadi memang pada majelis taklim ini tidak hanya belajar mengenai Al-Qur’an, tetapi juga belajar ilmu agama lain seperti ilmu tauhid yang wajib bagi setiap umat Islam, hingga ilmu fiqih yang harus diketahui umat Islam sebab fiqih lah yang mendalami hukum Islam yang diperoleh dari dalil Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Sebagai pendukung program, majelis taklim al-hijrah memiliki 3 pendidik, yang pertama yaitu Ustadz Mustofa dari lulusan S1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir  yang juga selaku pengurus utama majelis taklim al-hijrah, lalu ada Nashrun Aziz lulusan S1 Ilmu Tarbiyah Pendidikan Agama Islam, dan juga ada Pebriansyah  dari lulusan S1 Bahasa Inggris yang juga menjadi guru di madrasah. Ketiga pendidik tersebut memang mengerti dan paham tentang tahsin dan tajwid Al-Qur’an, sehingga proses pembelajaran di majelis taklim al-hijrah dapat berjalan dengan lancar.Â
Saat ini kegiatan majelis taklim al-hijrah dilaksanakan setiap hari rabu malam kamis di rumah Ustadz Mustofa desa Senuro Barat.
Para peserta didik di majelis taklim al-hijrah ada cukup banyak sekitar 30 orang yang merupakan masyarakat umum terkhusus laki-laki tanpa batasan umur tertentu.Â
Metode belajar yang digunakan pada majelis taklim al-hijrah adalah metode belajar talaqqi. Metode talaqqi adalah belajar secara langsung berhadapan dengan pengajar, atau belajar dengan memperhatikan gerak bibir pengajar untuk mendapatkan pengucapan makhrojul huruf dengan benar dari pengajar.Â
Masyarakat akan dibimbing untuk belajar mengenal huruf hijaiyah yang dimulai dari iqra’ terlebih dahulu, jika dirasa masyarakat sudah lancar dalam membaca iqra’ maka masyarakat akan dituntun untuk belajar membaca Al-Qur’an dan menerapkan apa saja yang sudah dipelajari saat masih iqra’, mulai dari membaca huruf hijaiyah yang benar, hingga hukum tajwid yang akan ditemui dalam Al-Qur’an.
Dengan adanya majelis taklim al-hijrah ini, diharapkan dapat menjadi sebuah kegiatan yang mampu memberantas buta huruf Al-Qur’an dan dapat mengurangi angka kenakalan remaja di kalangan masyarakat desa Senuro, sehingga nilai-nilai spiritualitas tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H