Sebagai pendukung program, majelis taklim al-hijrah memiliki 3 pendidik, yang pertama yaitu Ustadz Mustofa dari lulusan S1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir  yang juga selaku pengurus utama majelis taklim al-hijrah, lalu ada Nashrun Aziz lulusan S1 Ilmu Tarbiyah Pendidikan Agama Islam, dan juga ada Pebriansyah  dari lulusan S1 Bahasa Inggris yang juga menjadi guru di madrasah. Ketiga pendidik tersebut memang mengerti dan paham tentang tahsin dan tajwid Al-Qur’an, sehingga proses pembelajaran di majelis taklim al-hijrah dapat berjalan dengan lancar.Â
Saat ini kegiatan majelis taklim al-hijrah dilaksanakan setiap hari rabu malam kamis di rumah Ustadz Mustofa desa Senuro Barat.
Para peserta didik di majelis taklim al-hijrah ada cukup banyak sekitar 30 orang yang merupakan masyarakat umum terkhusus laki-laki tanpa batasan umur tertentu.Â
Metode belajar yang digunakan pada majelis taklim al-hijrah adalah metode belajar talaqqi. Metode talaqqi adalah belajar secara langsung berhadapan dengan pengajar, atau belajar dengan memperhatikan gerak bibir pengajar untuk mendapatkan pengucapan makhrojul huruf dengan benar dari pengajar.Â
Masyarakat akan dibimbing untuk belajar mengenal huruf hijaiyah yang dimulai dari iqra’ terlebih dahulu, jika dirasa masyarakat sudah lancar dalam membaca iqra’ maka masyarakat akan dituntun untuk belajar membaca Al-Qur’an dan menerapkan apa saja yang sudah dipelajari saat masih iqra’, mulai dari membaca huruf hijaiyah yang benar, hingga hukum tajwid yang akan ditemui dalam Al-Qur’an.
Dengan adanya majelis taklim al-hijrah ini, diharapkan dapat menjadi sebuah kegiatan yang mampu memberantas buta huruf Al-Qur’an dan dapat mengurangi angka kenakalan remaja di kalangan masyarakat desa Senuro, sehingga nilai-nilai spiritualitas tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H