Aku berdiri menatap jendela yang berembun
Hari ini hujan turun dengan sangat deras.
mengingatkan ku pada hal yang tidak ingin ku ingat
Hari itu.
Dulu saat hujan turun
Kita saling menatap,
Dibawah sebuah besi kokoh yang digunakan sekumpulan orang untuk berteduh
Hingga akhirnya kau mengajak ku berbicara
Hari itu pertama kali kita bertemu
Hujan turun lagi dengan jeda beberapa bulan.
Kau mengajak ku bertemu, dan mengatakan suatu hal
Hal yang sebenarnya belum ingin ku dengar
Belum siap ataupun takut mungkinp
Namun dengan semua keyakinan yang kau katakan aku tidak dapat menolak
Hujan pun turun lagi,
setelah delapan bulan kita bersama
Kau mulai menghilang, entah kemana
seperti debu yang terbawa angin
Seperti aspal basah yang segera kering karena laju kendaraan yg tiada henti
Tidak memberi kabar sedetikpun.
Ini salah satu hal yang kubenci.
Hingga tepat disaat dua tahun kita bersama
awan masih terus menjatuhkan tetesan air
dan kau masih sering terbawa angin.
Sampai tepat pada hari itu,
aku melihatmu
Ditempat kita bertemu pertama kali dulu
Sedang berteduh dari hujan yang sedang mengguyur bumi dengan sangat deras
Namun yang kulihat kau tidak sendiri, bersama seseorang yang entah siapa tidak ku kenal
Terlihat kalian sangat bahagiap
Terlihat betapa kau menyayanginya
Terlihat seperti tidak rela kehilangannya
Terlihat betapa kau sangat melindunginya
Dan terlihat betapa kalian saling membutuhkan
Entah mengapa, tidak ada setetes air yang jatuh dari mataku
Wajahku basah, namun bukan dengan tangisan
Melainkan karena air hujan yang ku biarkan mengalir ke wajah hingga menuju tubuhku
Mata kita bertemu seperti waktu itu, saat hari itu.
Saat pertama kali kita bertemu
Tanpa pikir panjang aku menghampirimu yang sedang bersama orang yang kau lindungi itu
Aku tidak marah,
Aku tidak sedih seperti dua belas bulan lalu
Aku yang selalu menunggu kabarmu
Aku yang selalu ingin tau apa yang kamu lakukan
Aku lega