Kisah ini ditulis berdasarkan cerita nyata yang terjadi di daerah Bandung. Aku bagikan disini untuk teman – teman yang sibuk menjalankan bisnis, juga kepada pembaca yang budiman agar dapat menambah pengalaman dan bisa diambil pelajaran.
Alkisah ada sebuah toko bisnis yang terletak dipinggir jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan.
Toko tersebut menyediakan oleh – oleh makanan khas Bandung, yaitu peuyeum Bandung. Peuyeum ini semacam tape yang terbuat dari singkong, bedanya dengan tape dapat dilihat dari bentuknya seperti singkong tapi sudah difermentasi dan tidak lembek seperti tape biasa.
Banyak pengunjung yang membeli dan berbelanja peuyeum ini sebagai makanan tradisional dan juga bisa untuk oleh – oleh dari bandung.
Suatu hari ada seorang pembeli yang hendak membeli peuyeum di toko itu, tapi tidak jadi terlaksana karena pembeli tersebut malah berbelanja kepada seorang kakek tua yang kebetulan waktu itu menjajakan peuyeum dengan cara dipanggul.
Mungkin, karena iba atau bagi – bagi ingin berbagi rezeki pembeli berbelanja kepada Kakek tua itu, hingga akhirnya sang pemilik toko merasa gusar dan menghardik kakek tua itu karena merasa dagangannya tersaingi.
Maneh naha dagang di diue nganggu dagangan aing, sok atuh pergi yang jauh dari sini, dasar goblog.
Merasa tidak enak, dan di caci maki oleh pemilik toko akhirnya sang kakek yang merasa teraniaya segera pergi dan mampir di sebuah masjid yang tidak jauh dari jalan yang banyak dilalui kendaraan itu.
Sang kakek segera melakukan sholat dan berdo’a kepada Allah agar sang pemilik toko mendapat balasan atas perbuatannya.
Do’a seorang kakek yang teraniaya dan tak berdosa itu rupanya dikabulkan oleh Nu Maha Agung, berkuasa atas segala sesuatu.
Tak berapa lama, Seminggu kemudian toko yang tadinya rame oleh pengunjung akhirnya mendadak sepi tanpa ada yang membeli. Malahan terjadi keanehan yaitu dagangan peuyeum di toko itu mendadak basi.