Ketika aku melihat diriku
Aku menjadi menangis tersedu sedu
Air mataku menutup pipiku
Sedihnya hatiku
Aku sedih melihat sikapku
Yang diliputi api nafsu
Dosa yang ditimbulkan nafsuku
Begitu banyak, sehingga aku menjadi malu
Ya tuhanku, dengan dosa yang meliputiku
Apakah engkau masih memaafkanku?
Maafkan hambamu ini wahai tuhanku
Aku berharap, engkau memaafkanku
Aku yakin engkau mau memaafkanku
Karena engkau maha pemaaf ya tuhanku
Besarnya dosa dosaku
Jika dibandingkan besarnya sifat pemaafmu
Tidak ada apa apanya wahai tuhanku
Aku menggenggam garam ditanganku
Kusebarkan di telaga yang segar dihadapanku
Lantas kuminum air di telaga itu
Airnya tetap segar, tak ada rasa asin disitu
Begitulah perumpamaanku
Segenggam garam tak akan mampu
Mengubah segarnya air telaga yang luas itu
Ponorogo, 23 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H