Mohon tunggu...
Farouq Al Ghoribi
Farouq Al Ghoribi Mohon Tunggu... Lainnya - Santri yang hobi membaca dan seni

Ig : m.farouq.alg Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pertama Kali Masuk Dunia Pesantren

30 Oktober 2022   18:46 Diperbarui: 30 Oktober 2022   19:00 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Santri (pinterest.com/wahidun Zr) 

Berhubung masih dalam suasana Hari Santri, maka saya akan membagikan pengalaman saat pertama kali masuk pesantren. Ya, sangat bisa dibilang saya masih nol dalam menjalani dunia santri, karena ya baru kali ini saya masuk pesantren.

Saya masuk pesantren baru kemarin lusa, tepatnya pada hari jum'at 28 oktober 2022. Yang mengantarkan saya adalah Bapak saya sendiri. Saya berangkat dari kampung halaman di Ponorogo sekitar jam 08:00 pagi dan sampai di Tulungagung pada pukul 10:00. Menempuh waktu kurang lebih 2 jam perjalanan, karena sempat keblasuk juga. Maklum, Bapak sudah lama tidak melewati jalan itu, yang sekarang sudah banyak perubahan.

Setelah tiba di pesantren, Bapak dan saya disambut dengan ramah oleh Gus-nya(anaknya mbah Kyai). Baru saja duduk sambil berbincang-bincang sedikit, e sudah diberi kopi dan makanan oleh Mbah Nyai. Saya dan Bapak disuruh menunggu Mbah Kyai sebentar, karena Mbah Kyai masih berada di sawah.

Saya pun menunggu kurang lebih 1 jam. Setelah Mbah Kyai datang, Bapak berbicara yang intinya ingin memondokkan saya di pesantren ini untuk menimba ilmu. Lalu, Mbah Kyai pun menerima saya untuk menjadi santrinya. Bapak saya menangis karena bangga anak pertamanya telah menjadi seorang santri. Pada waktu itu, saya ikut terharu melihat Bapak menangis karena saking bangganya.

Karena waktu sudah mepet untuk jum'atan. Maka, Bapak cepat-cepat untuk pamitan, nanti jika pulang sore-sore khawatir akan kehujanan. Saat berpamitan, saya merangkul bapak sambil menangis, air mata ini tidak bisa dibendung lagi. Setelah itu, bapak langsung pulang.

Saya langsung ke asrama dan memberanikan diri untuk berkenalan. Alhamdulillah saya langsung kenal dengan para santri, ternyata para santri memang ramah dan sangat menjunjung tata krama.

Yah, walaupun belum genap satu bulan. Saya sudah kangen dengan rumah, ortu dan adiksaya. Saat kangen saya biasanya akan telfon lewat hp ataupun melihat-lihat foto di galeri. Itu juga termasuk dampak positif adanya hp.

Saya juga berkenal-kenalan dengan tetangga pondok. Para tetangga pondok juga sama-sama ramah. Mereka sangat menjunjung tata krama, karena entah dengan siapa saja, kepada orang yang lebih tua dari mereka ataupun lebih muda, sama-sama di basani (bebicara menggunakan bahasa jawa krama). Saya sangat bahagia melihat pemandangan yang langka ini. Semoga saya krasan di pesantren ini dan mendapatkan banyak ilmu. Amin

Itulah pengalaman saya, saat pertama kali menginjakkan kaki di tanah pesantren. Bagaimana dengan para pembaca? Apa kalian juga punya pengalaman saat pertama kali masuk pesantren? Tulis di kolom komentar ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun