Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Penyederhanaan Distribusi Pupuk dan Ketahanan Pangan, Realitas yang Perlu Dipertimbangkan

14 November 2024   10:57 Diperbarui: 14 November 2024   11:21 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                     

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengumumkan penyederhanaan distribusi pupuk untuk memudahkan petani. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap instruksi dari Presiden Prabowo Subianto. Distribusi pupuk kini lebih efisien, langsung dari Pupuk Indonesia ke tangan petani. 

Keputusan ini telah disetujui oleh pemerintah untuk memangkas birokrasi dalam distribusi pupuk. Aturan baru memungkinkan pupuk dialokasikan langsung oleh Kementan kepada PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), yang akan mengirimkan pupuk tersebut ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), sehingga petani dapat segera menggunakannya

. Penambahan volume pupuk hingga 100 persen untuk petani Indonesia merupakan kabar baik. Langkah ini memberikan kebahagiaan bagi petani Indonesia atas arahan dari Bapak Presiden. Semoga langkah ini membawa dampak positif bagi kemajuan sektor pertanian di Indonesia.

Meskipun begitu, apakah benar bahwa penyederhanaan distribusi pupuk dapat mencapai ketahanan pangan? Mungkin iya, namun mungkin juga tidak. Semua orang meyakini bahwa pupuk memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi pertanian di Indonesia. Namun, untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, diperlukan pendekatan yang lebih menyeluruh dan terintegrasi. 

Selain dari penggunaan pupuk, faktor-faktor lain seperti irigasi yang efisien, pemilihan varietas tanaman yang tepat, manajemen hama dan penyakit yang efektif, serta akses petani ke pasar dan teknologi juga memiliki peran yang penting.

Penting juga untuk mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. Penggunaan pupuk secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan seperti polusi air dan tanah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan agar ketahanan pangan yang dihasilkan tidak merugikan lingkungan

Dengan demikian, meskipun pupuk sangat penting dalam meningkatkan produksi pertanian, penting juga untuk menggunakan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan guna mencapai ketahanan pangan yang sebenarnya di Indonesia.

Pendekatan holistik dalam mencapai ketahanan pangan juga melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, petani, lembaga riset pertanian, dan masyarakat umum. Kolaborasi yang baik antara semua pihak ini akan memungkinkan implementasi kebijakan yang mendukung peningkatan produksi pertanian yang berkelanjutan dan adil.

Diversifikasi produk pertanian juga merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dengan mengembangkan berbagai jenis tanaman dan komoditas pertanian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman dan meningkatkan ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan lainnya.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, kita yakin  bahwa dengan pendekatan yang holistik, berkelanjutan, dan melibatkan berbagai pihak, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan. intinya walaupun jalur distribusi pupuk dipermudah namun untuk mencapai ketahanan pangan perlu  pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun