Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Pertanian Berkelanjutan di Tengah Krisis Iklim dan Kelangkaan Air

21 Maret 2024   10:02 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:16 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara yang kaya akan potensi pertanian, yang tidak hanya besar tetapi juga strategis. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Namun, sayangnya sektor pertanian ini masih menghadapi tantangan yang cukup besar, yakni krisis iklim dan kelangkaan air. Kedua hal tersebut dapat memberikan dampak yang sangat besar pada sektor pertanian. Oleh karena itu, diperlukan tindakan yang proaktif dan terpadu dari pemerintah bersama dengan para pelaku di sektor pertanian agar dapat mengantisipasi potensi kelangkaan air di masa depan.                                                                                                    

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun infrastruktur yang memadai dan memperhatikan keberlanjutan sumber daya air, terutama dengan memperhatikan ketersediaan air. Ketersediaan air merupakan kunci bagi keberlanjutan sektor pertanian. Dalam rangka mewujudkan keberlanjutan sektor pertanian, maka dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam mengelola sumber daya air demi terwujudnya pertanian yang mandiri dan berkelanjutan di masa yang akan datang.

Sayangnya krisis iklim dan kelangkaan air belum menjadi perhatian utama pemerintah, buktinya,  pada  acara debat cawapres   dengan tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa  tidak sepenuhnya memberikan prioritas terhadap isu penting dalam pertanian, yaitu solusi pertanian yang tanggap dalam menghadapi krisis iklim.. Meskipun demikian, solusi yang diusulkan oleh para kandidat adalah melalui mekanisasi pertanian dan peningkatan subsidi pupuk, namun belum mempertimbangkan isu pengelolaan air yang sangat penting bagi pertanian. Lebih parahnya lagi, dalam narasi yang dibicarakan, isu kelangkaan pupuk lebih menonjol dibandingkan kekurangan air.

Disisi lain justru para kandidat lebih menyoroti pada persoalan petani yang tidak sejahtera. Seperti diketahui Dalam acara debat tersebut  Para calon wakil presiden mengakui bahwa petani belum sejahtera karena lahan pertanian yang semakin menyempit

Padahal Menurut laporan Global Risk Report 2024 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, kondisi iklim global akan dipengaruhi oleh siklus iklim ENSO (El Nino-Southern Oscillation). Fenomena ENSO ini akan menyebabkan variabilitas curah hujan yang akan mempengaruhi hasil panen petani. Namun isu kelangkaan air yang merupakan masalah yang serius, harus disikapi dengan serius demi pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Perlu adanya integrasi antara kebijakan pembangunan pertanian dan mitigasi perubahan iklim dengan mempertimbangkan potensi kelangkaan air dan bagaimana caranya agar pertanian tetap berkelanjutan. Salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan daerah tangkapan air dan membangun area untuk menampung air apabila terjadi kekeringan.

Tidak kalah penting pula untuk  menghadapi problematika krisis iklim dan kekurangan air perlu dipertimbangkan penggunaan pupuk  organik, selain menggunakan pupuk kimia yang telah banyak digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Namun hal ini perlu tetap diperhatikan kondisi ekonomi dan politik yang ada. Apabila implentasi penggunaan pupuk organik dilakukan tanpa adanya transisi dari penggunaan pupuk kimia, maka akan terjadi penurunan hasil panen, yang apabila dipadukan dengan terjadinya kenaikan harga menjadi sebuah kerawanan pangan seperti yang terjadi di Sri Lanka pada tahun 2022.

Berdasarkan paparan diatas jelaslah pentingnya penanganan isu pertanian yang kompleks agar terintegrasi dengan baik dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan upaya menjaga sumber daya air bagi pertanian. Pemerintah harus mempertimbangkan segala kemungkinan perhitungan sebelum menetapkan kebijakan pertanian yang berkelanjutan guna memastikan pertanian mendapatkan dukungan yang baik dan dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian lingkungan pertanian yang sehat dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun