Beras, makanan pokok yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia, menghadapi masalah serius. Harga beras, khususnya beras medium dan premium, melambung tinggi dan membuat kekhawatiran. Dampaknya terlihat pada masyarakat yang kurang  mampu membeli beras. Salah satu penyebab naiknya harga beras  adalah cuaca yang tak menentu, produktivitas yang menurun, dan harga pupuk serta bibit yang terus merangkak naik.
Kondisi seperti ini memaksa kita untuk memperhatikan penggunaan beras dengan lebih bijak. Alih-alih menyisakan nasi di piring, hal ini justru akan memperburuk situasi harga beras yang tidak stabil.Â
Sebaliknya, kita bisa mengubah kebiasaan kita dengan mengurangi porsi nasi di piring dan menjadikan lauk atau sayur sebagai pengganti nasi. Hal ini akan membantu menghemat penggunaan beras dan tetap dapat mengonsumsi makanan yang seimbang nutrisinya. Jangan sampai kita mengambil nasi berlebihan yang akhirnya menyisakan nasi yang tidak bisa dikonsumsi.
Namun, jika Anda menemukan sisa nasi basi di rumah, jangan buru-buru membuangnya. Sisa nasi tersebut bisa dijadikan pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman.Â
Cara membuatnya pun mudah dan murah. Bahan yang diperlukan adalah nasi sisa/nasi basi seberat 2,5 ons, 1 liter air bersih, dan 5 sendok makan gula pasir. Setelah itu, mulailah dengan menggulung nasi menjadi bola berukuran seperti bola pingpong.Â
Kemudian, tempatkan bola-bola nasi tersebut di dalam kardus bekas, tutup dengan daun pisang, dan tunggu hingga tumbuh jamur berwarna kuning, jingga, atau merah.Â
Selanjutnya, campurkan bola-bola nasi dengan larutan gula dan biarkan selama seminggu. Cairan nasi berasa seperti tape dan siap digunakan sebagai pupuk organik Cair.
Dengan melakukan perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dan mendaur ulang sisa nasi, kita sudah dapat membantu menghemat penggunaan beras dan mengurangi dampak buruk dari kenaikan harga beras yang sedang terjadi. Yuk, praktikkan cara yang telah disebutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H