Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pasokan Beras Terancam, Perlu Transformasi Pola Konsumsi Beras

6 Oktober 2023   10:41 Diperbarui: 7 Oktober 2023   08:32 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beras (Shutterstock via KOMPAS.com)

Indonesia adalah negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar di dunia. Dari 270 Juta penduduknya hampir 99 % mengkonsumsi beras. Berdasarkan data Susenas BPS September 2022, menemukan 98,35% rumah tangga di Indonesia mengkonsumsi beras per September 2023. Rata-rata Konsumsi beras per kapita di Indonesia baik local, kualitas unggul, maupun impor tercatat mencapai 6,81 kg per bulan. Berdasarkan data ini tersirat kondisi yang mengkhawatirkan, seiring dengan menipisnya stok beras nasional akibat dampak El Nino.

Seperti diketahui perubahan iklim dan masalah terkait lingkungan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan. Pola curah hujan yang tidak terduga, banjir, dan kekeringan semakin mengancam produksi beras.

Oleh karena itu, langkah-langkah inovatif menuju pangan lokal yang lebih beragam dan tahan terhadap perubahan iklim perlu diperhatikan.

Jika produksi padi dan stok beras Nasional tidak bisa ditingkatkan maka akan mengancam ketahanan pangan dan ini menjadi PR besar semua elemen bangsa.

PR yang pertama adalah merubah kebiasaan konsumsi. Bagaimana masyarakat Indonesia dapat melepaskan ketergantungan pada beras dan beralih ke pangan alternatif yang mungkin lebih berkelanjutan? Ini bukan hanya masalah rasa, tetapi juga masalah psikologis yang terkait dengan perubahan makanan yang telah mengakar dalam budaya.

Seperti diketahui, beras dengan segala variasinya seperti nasi putih, nasi merah, atau nasi kuning, bukan sekadar makanan di Indonesia, ini adalah bagian dari identitas budaya.

Makanan ini merangkul setiap peristiwa penting, dari upacara adat hingga perayaan keagamaan. Kekuatan tradisi ini, meskipun indah, juga dapat menjadi tantangan dalam upaya menggantikan beras dengan pangan alternatif.

PR yang kedua adalah langkah apa yang akan diambil sehubungan dengan mengajak Masyarakat untuk merubah pola konsumsi ke pangan alternatif.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwasannya ada beberapa langkah yang bisa diambi yaitu:

Pertama, pentingnya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung transformasi perubahan pola konsumsi beras tidak dapat diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun