Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemanfaatan Benih Unggul: Untung atau Buntung

9 April 2023   15:55 Diperbarui: 9 April 2023   16:00 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang meyakini bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian adalah dengan memanfaatkan benih unggul . Hal ini benar adanya, dimana Faktanya selama tiga dasa warsa  yang lalu , areal yang menggunakan  varietas unggul dari tanaman pangan pokok tetentu telah meningkat dengan pesat. Terutama pengunaan bibit unggul untuk komoditas padi, gandum dan jagung. Lalu benarkah produksi bibit nggul dapat meningkatkan produktivitas ? faktanya dilapangan memang betul,  produksi meningkat secara significant tapi tidak untuk kesejahteraan petani. Walaupun menggunakan bibit unggul pendapatan petani tetap alias tidak berubah bahkan terkadang cenderung turun.

Lho kok bisa ? padahal pemanfaatan benih ungul  seperti padi dapat meningkatkan produksi  komoditas padi sawah ?  Secara  Teoritis peningkatan produksi sudah barang tentu dibarengi dengan peningkatan pendapatan petani. realitanya dilapangan justru berbeda. untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu mengkaji tipologi varietas ungul. Pertama, varietas unggul merupakan  varietas  yang dikembangkan  supaya respon  terhadap dosis pupuk kimia tinggi. Artinya pertumbuhan benih unggul akan baik jika diberikan dengan dosis pupuk kimia tinggi. Selain itu jika disebar pada lahan  dengan kandungan unsur hara tinggi dan air  yang mencukupi serta pengendalian hama yang memadai, varietas hibrida memang bisa memberikan  hasil panenan yang tinggi. Sebaliknya jika kondisi  ideal tersebut tidak dapat dipenuhi maka resiko kerugian hasil panen akan menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan varetas local. Seperti diketahui Varietas local  dengan hanya menggunakan input luar  dalam tingkat yang rendah,  hasilnya bisa melebihi varietas unggul.

                                                                                                                Sumber    Foto : Ilmu Pertanian

Kondisi sifat bibit unggul ini sangat memberatkan petani terutama dikaitkkan dengan melonjaknya harga pupuk dan pestisida kimia yang mengalami kenaikan sebesar 30%. Dengan harga jual  komodti seperti  gabah yang sama sewaktu sebelum kenaikan harga pupuk dan pestisida sudah jelas keuntungan petani tidak bertambah. Itulah salah satu alasan mengapa pemanfaatan bibit unggul belum tentu menguntungkan petani atau meningkatkan kesejahteraan petani.

Selain hal diatas, minusnya  pemanfaatan benih unggul adalah dapat menyebabkan erosi genetic dimana banyak sekali varietas local yang hilang. Kondisi ini  terjadi sebagai konsekwensi dari promosi besar-besaran benih unggul diberbagai media  massa yang ,memprovokasi petani  supaya menggunakan bibit unggul dan meninggalkan varietas lokal. Akibatnya bencana bagi petani yang harus menghasilkan tanaman dengan  dengan input luar rendah dalam kondisi beragam dan rawan resiko.

Terlepas dari hal diatas pemanfatan benih unggul juga terkendala oleh beberapa hal pertama, perilaku petani dilapangan yang cenderung tidak mengganti bibit  setelah 3-4 tahun setelah varietas tersebut kehilangan kemurniannya dengan konsekwensi produktivitas menjadi rendah. Kedua,  kurangnya kemampuan agen penyuplai benih nasioanla ataupun swasta untuk menghasilkan  kuantitas benih unggul yang memadai, atau karena kurangnya sarana finansial petani untuk membeli benih unggul dan pupuk  dan pestisida yang dibutuhkan telah pula menyebabkan pemanfaatan benih unggul tidak optimal.

Bertitik tolak dari urain diatas,  bisa disimpulkan belum tentu pemanfaatan benih unggul menguntungkan petani atau mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Jika input luar ( pupuk, pestisida) bisa dipenuhi tentu dapat menguntungkan petani namun jika sebaliknya resiko kerugian menanti petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun