Jika berbicara tentang sampah, image kita melayang kemana-mana. Ada yang membayangkan bau  busuk dan kotor, pemandangan yang tidak sedap atau bahan  dan  material yang harus segera dibuang. Memang benar, sampah seringkali menimbulkan berbagai persoalan serius,  terutama persoalan lingkungan. Satu contoh kecil, Ketika sampah di kompleks tidak diambil pasukan Oranye ( julukan pekerja yang bertugas mengelola sampah ) pada tempat yang telah disepakati ditumpuk, seringkali sampah tersebut di kais atau dibawa kemana- man a oleh  hewan liar seperti anjing dan kucing, akibatnya sampah berserakan dimana -- mana. Efeknya bau yang tidak sedap pun muncul dan resiko penyakit  terhadap manusia sudah barang tentu cukup tinggi.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
​Bukan hanya di kompleks, dipasar tradisonal pun sampah seringkali menjadi persoalan serius. Hal ini tampak Ketika hari pasaran selesai, terutama pada sore hari sampah berserakan dimana-mana. Walaupun pada hakekanya sampah ini akan diambil dan dibuang oleh petugas kebersihan pasar,  tetap saja pemandangan yang tidak sedap muncul dilokasi tersebut. Terkait persoalan sampah, walaupun terkesan sederhana namun keberadaan sampah telah pula menjadi suatu persoalan serius jika tidak dikelola dengan baik dan benar.
Saking pentingnya pengelolaan sampah, banyak kompleks atau perumahan dan perkampungan padat penduduk seperti di Jabodetabek mengutip  atau memungut iuran dari  warganya, besarannya pun bervariasi berkisar 10 ribu hingga 100 Ribu per bulan per kepala keluarga untuk petugas kebersihan.  Begitulah kira -- kira urgensi pengelolaan sampah. Bercermin dari  hal diatas, pengelolaan sampah sebenarnya bisa dilakukan dengan bijaksana, tidak hanya dibuang ke TPA ( tempat pembuangan Akhir ) atau dibakar tapi bisa dikelola secara intensif untuk berbagai keperluan, seperti bahan dasar pembuat kerajinan tangan, bahan daur ulang bahkan yang paling potensial adalah memanfaatakan sampah dan sisa rumah tangga atau sampah organik lainnya  untuk  dijadikan pupuk dan pakan ternak.
Konsepnya disini adalah membangun agribisnis melalui sampah. Contoh kasus sampah atau limbah pasar ( sisa buah busuk dan sayuran Busuk ) bisa dijadikan MOL ( mikroorganisme Lokal ) yang bisa digunakan sebagai pupuk organik Cair ( POC ). Tinggal mencampurnya dengan air kelapa, air cucian beras dan air gula merah dengan perbandingan tertentu serta difermentasikan beberapa hari, POC siap digunakan untuk menyuburkan Tanaman. Begitu juga dengan limbah Rumah tangga  dan sisa dapur seperti sisa sayuran, sisa ikan atau udang bisa dijadikan pakan ternak dengan cara mencampurkannya dengan dedak halus, difermentasikan menggunakan fermentor,  sampah rumah tangga dan sisa dapur bisa disulap menjadi pakan ayam berkualitas. Plusnya bahan sampah ini berharga murah bahkan bisa diperoleh gratis asalkan mau mengambil  sendiri dipasar atau ditempat lain.
Pengolahan sampah menjadi pupuk organic cair dan pakan ternak alternatif ini dipandang sangat penting, soalnya ditengah kelangkaan dan mahalnya harga pupuk serta harga pakan ternak yang melambung tinggi. Pengolahan sampah untuk pupuk dan pakan ternak ini sangat urgen untuk dilaksanakan. selain dapat menghindarkan polusi bau akibat sampah berserakan, mengurangi biaya tenaga kerja untuk pengelolaan sampah, pemanfaatan sampah untuk POC dan pakan ternak juga mengandung urgensi yang lebih tinggi, yaitu membangun agribisnis melalui sampah dengan kata lain sampah sekalipun bisa memberi kontribusi besar pada sektor pertanian.
Terlepas dari hal diatas mari kita jadikan hari peduli sampah Nasional  (HPSN)  yang jatuh setiap Tanggal 21 Februari menjadi tonggak semangat untuk melakukan pengelolaan sampah secara bijak sekaligus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada petugas kebersihan yang melakukan pemungutan  dan pembersihan  sampah dipasar, di kompleks, di lingkungan perkantoran dan tempat - tempat lain. Bisa dibayangkan jika tidak ada pasukan oranye, sampah akan berserakan dan polusi bau yang menyengat hidung tidak terhindarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H