Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Petani Tidak Boleh Kalah

18 Februari 2023   06:24 Diperbarui: 19 Februari 2023   11:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber  Foto: Dokumentasi Pribadi

Tantangan sector Pertanian semakin besar seiring dengan Pengurangan kuota pupuk bersubsidi termasuk didalamnya pengurangan jenis pupuk yang disubsidi dari 6 jenis tinggal 2 jenis saja, Yaitu pupuk Urea dan NPK ( Permentan No 10 ). Sejalan dengan itu Kenaikan harga BBM dan melonjaknya harga Pestisida sudah barang tentu berimbas pada produksi dan pendapatan petani.

Masalah tidak hanya sampai disitu perubahan cuaca ekstrim  secara langsung memberi sumbangan pada munculnya serangan hama penyakit termasuk Penyakit mulut dan kuku ( PMK ) dan kejadiannya  dilapangan  menunjukkan hama tersebut sulit untuk dibasmi.

Kekhawatiran pun semakin bertambah  Ketika nantinyan aplikasi My pertamina diberlakukan, dampaknya sudah barang tentu mesin bajak dan alsintan lainnya tidak lagi bebas membeli bahan bakar di Pertamina dan yang terakhir persoalan Fluktuasi harga yang tak kunjung selesai telah pula menambah pelik masalah sector pertanian dimasa yang akan datang

Empat kondisi diatas benar-benar menyulitkan petani dan berkorelasi langsung dengan turunnya produktivitas serta  pendapatan petani. Walaupun demikian  banyak orang memprediksi, ketahanan pangan di Indonesia tidak akan terlalu terganggu mengingat petani di Indonesia selama ini sangat Tangguh, mampu beradaptasi dengan  segala persoalan dilapangan baik persoalan pupuk, cuaca, harga saprodi dan harga jual produk seperti diuraikan diatas.

Ada beberapa hal yang mendasari  hal diatas, pertama,  Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Misalnya kelangkaan pupuk bisa diatasi petani dengan pupuk organic atau kompos yang bahan bakunya bisa berasal dari Kotoran ternak, Jerami tanaman pertanian dan  sisa  panen / limbah tanaman pertanian. Seperti diketahui bahan-bahan diatas tersedia dalam jumlah melimpah di sekitar petani.

Kedua, Mahalnya harga pestisida  juga bisa diatasi dengan penggunaan bahan -- bahan alternatif seperti tumbuhan herba, misalnya daun Gelinggang gajah, Daun Titonia, daun sirsak dan lain -- lain.

Begitu juga dengan bahan lain seperti limbah sisa pasar ( sisa sayuran dan buah-buahan ) atau air cucian beras dan air kelapa sebagai salah satu bahan pembuat pupuk organic cair dalam bentuk Mikroorganisme  Lokal ( MOL )  sangat banyak di Indonesia.

Ketiga, Perubahan cuaca eksrim dapat disiasati dengan modifikasi iklim di lapangan, misalnya penggunaan Mulsa Jerami dari Jerami padi dapat mengatasi perubahan cuaca ekstrim di lahan tanaman hortikultura Terutama sekali berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah.

Modifikasi pohon untuk penahan angin, sistem terasering, teras bangku juga merupakan bentuk modifikasi lingkungan untuk mengatasi perubahan cuaca ekstrim. Atau sistem penanaman pakan ternak sebagai tanaman pagar juga antisipasi untuk mengatasi kekurangan pakan ternak di musim kemarau. Jadi banyak alternatif yang bisa diterapkan oleh petani sebagai solusi untuk mengatasi persoalan diatas.

Mengingat banyak nya solusi yang bisa diterapkan oleh petani, untuk mengatasi persoalan pertanian global sudah selayaknyalah kita gantungkan harapan kepada petani untuk menjaga ketahana pangan di Indonesia sembari menyemangati dan memotivasi petani dengan slogan petani tidak boleh kalah ditengah  kelanggkaan pupuk bersubsidi, perubahaan cuaca  ekstrim, pembatasan kuota BBM, mahalnya harga pestisida.

Artinya ditengah keterbatasan masih ada solusi untuk tetap produktif yang mengindikasikan petani tidak boleh kalah dengan berbagai hambatan dilapangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun