Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Rusia - Ukraina, Biang Kerok Mahal dan Langkanya Pupuk di Indonesia

20 Januari 2023   21:04 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:11 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
    Sumber Foto : Liputan6.com

Perang terbuka , head To Head antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung hingga saat ini, korban jiwa berjatuhan, harta benda ludes, kerusakan infra struktur di Ukraina terjadi dimana-mana terutama sekali sejak Rusia mengintensivkan Serangan mereka. Seperti di ketahui Head To Head Rusia Ukraina ini di picu oleh banyak hal salah satunya tidak terlepas dari ketegangan antara Rusia dan Barat, Dalam Hal ini NATO. Rusia Gerah Ukraina dekat dengan NATO bahkan digadang --gadang akan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara Tersebut.

Sebelumnya perseteruan sudah terjadi, walaupun hanya dalam Konteks Olahraga, "Kuping" Rusia jadi panas ketika Timnas Ukraina Memakai Jersey yang bertuliskan peta Krimea Pada perhelatan EURO 2020 lalu. Seperti diketahui semenanjung Krimea diklaim Rusia dari ukraina pada tahun 2014 lalu dan menganggapnya sebagian dari wilayahnya, tetapi ditolak secara Internasional'

                                                                                                             

Namun kita tidak akan membahas tentang penyebab perang antara Rusia dan Ukraina tapi lebih kepada melihat dampak yang terjadi akibat head To Head antara Kedua Negara Tersebut terhadap Indonesia. Sector yang paling kena Imbas adalah Pertanian, dimana akibatnya harga pupuk melambung Tinggi dan pupuk jadi langka dan perang tersebut ditenggarai menjadi biang kerok masalah pupuk di bannyak negara Termasuk Indonesia.

Lho Kok Bisa? Terang saja konflik antara kedua Negara tersebut membuat distribusi pasokan pupuk dan bahan baku terhambat penyalurannya kenegara -- Negara dunia termasuk Indonesia, padahal mengutip dari Kompas, Associates Researcher Center For Indonesian Policy Studies (CIPS )Krisna Gupta Mengatakan 15,75% pupuk Impor Indonesia datang Dari Rusia. Bagi Indonesia, Rusia sendiri terkenal sebagai Pemasok utama bahan Baku pupuk seperti Kalium dan Nitrogen, bahan baku ini memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi didalam Negeri karena merupakan barang tambang. Selain itu akibat Perang, Rusia resmi melarang ekspor Amonium Nitrat sejak 2 februari hingga 1 april 2022 , dalam rangka menjamin pasokan bagi petani Domestik apalagi saat ini permintaan pupuk Nitrogen Di Rusia sendiri sangat tinggi akibat tibanya masa menabur benih karena sudah masuk peralihan dari musim dingin ke musim semi. Rentetannya sudah jelas harga pupuk mahal dan sulit ditemui di pasaran;

Jenis pupuk yang paling kena imbas adalah NPK, dipasaran NPK Mutiara 16:16:16 pada Bulan april ini telah tembus diangka RP 770 ribu rupiah perkarung. Kondisi ini cukup memberatkan petani karena rata --rata petani Hortikultura seperti petani Cabe, Bawang, tomat, semangka dan lain sebagainya sangat tergantung pada pupuk NPK Mutiara ini. Sebagai catatan Pupuk NPK merupakan pupuk yang memiliki kandungan Tiga unsure hara Makro , Yaitu Notrogen ( N ), Fosfor (P ) dan Kalium (K ) yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan buah tanaman. Jika perang Tidak berhenti harga pupuk akan terus merangkak naik, seperti mengutip pernyataaan sekretaris jenderal APPI Achmad Tossin Sutawikara mengatakan kenaikan harga pupuk diperkirakan akan terjadi mulai semester II 2022 ini bahkan isunya 1 karung pupuk NPK Mutiara 16:16: 16 1si 50 kg akan ada di posisi harga 900 ribu hingga 1 juta. Wow... Fantastis bukan ?. Sedangkan untuk pupuk urea kelangkaan Nitrogen tidak begitu berpengaruh karena bahan baku Urea sebagian besar berupa gas alam masih berasal dari dalam negeri, jadi pasokannya aman.


Walaupun demikian persoalan pupuk NPK ini patut menjadi perhatian berbagai pihak, ditingkat Stake holder sudah sepatutnyalah mencari sumper Nitrogen dan Kalium dari Negra lain. Misalnya dari Negara seperti Laos, Cina, Belarusia Maroko dan lain --lain yang memiliki Produksi Nitrogen. Sedangkan dipihak petani sudah selayaknyalah mengencangkan ikat Pinggang dengan melaksanakan konsep pemupukan berimbang, tidak seperti yang selama ini terjadi dimana petani jor-joran memakai pupuk NPK. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun