Sebuah tanda atau representamen ( Semiotika) menurut Charles W. Morris memiliki 3 bidang kajian yaitu Sintatik, Semantik dan Pragmatik. Kajian tersebut disebut dengan Branches Of Inquiry, hal tersebut membicarakan tanda dan bagaimana tanda tersebut berfungsi dalam komunikasi.
Lagu peradaban karya Feast ini memiliki genre yaitu Hindie Rock dan rilis pada 13 Juli 2018, lagu ini juga terinspirasi dari sebuah tragedy Pengeboman di Surabaya pada 2018. Lagu ini bercerita tentang budaya Indonesia yang tak akan pernah hilang. Banyak sekali Semiotika yang bisa didapat dalam lagu Peradaban, Antara lain :
- Warna Merah Pada MV
Sedari awal hingga akhir, video yang ditampilkan lagu Peradaban ini, menampilkan warna  merah. Merah sendiri merupakan tanda/semiotika yang sering dihubungkan dengan beberapa hal seperti kekerasan, api, bahkan peperangan. Lalu, warna merah juga memiliki efek fisik terhadap manusia. Seperti meningkatkan tingkat pernapasan dan meningkatkan tekanan darah.
- Semiotika Melalui Lirik
Pada Lirik dari lagu "Peradaban" ini, banyak sekali semiotika (Tanda-Pertanda) yang cukup menarik, berikut semiotika dalam lagu "Peradaban" :
1. Lirik 1
"Bagai keset selamat datang, masuk kencang tanpa diundang."
Pada lirik tersebut mengartikan harga diri yang diinjak injak, serta pada lirik "Masuk kencang tanpa diundang" Mengartikan sebuah pemerkosaan atau pelecehan.
2. Lirik 2
"Ambil minum lepas dahaga, rampas galon dispenser pula"
Pada lirik ini Meng-interpretasikan bagaimana orang-orang yang licik memperalat manusia dan hanya memanfaatkannya, terutama dalam hal ini "Peradaban" membahas soal politik"
3. Lirik 3
"Yang jadi saksi Harus kuat,tak terbutakan dunia/akhirat."
Pada lirik tersebut menggambarkan tentang seseorang yang merupakan seorang saksi dalam sebuah kasus dan diartikan agar orang tersebut tidak tergoda dengan sogokan apapun, dalam hal menjadi saksi dari kebenaran.
4. Lirik 4
"Karena Peradaban takkan pernah mati. Walau diledakkan, diancam 'tuk diobati"
Ini merupakan representasi dari budaya dan kemanusian, dimana dalam hal ini mereka menggambarkan kejadian pengeboman 3 gereja diSurabaya pada 2018. Yang mengartikan budaya atau agama akan terus ada, walau pun sisi Hak Asasi Manusia mereka terancam oleh pengeboman tersebut.
5. Lirik 5
"Beberapa orang menghakimi lagi, walaupun diludahi zaman 1000x"
Pada lirik ini memiliki makna penindasan terhadap seseorang atau kelompok, yang sudah menjadi budaya dan ada terus menerus.
6. Lirik 6
"beberapa orang memaafkan lagi, walaupun ditindas habis berkali-kali."
Pada lirik tersebut bagaimana seorang penindas dimaafkan oleh orang-orang meskipun sudah berkali-kali, dalam konteks ini membicarakan persoalan politik.
- Pemilihan Frame
Banyak sekali frame atau footage yang menggunakan footage politik serta peperangan, hal ini digunakan untuk memperkuat genre serta warna yang diberikan pada lagu tersebut agar terkesan penindasan dan kekerasan dalam lagu tersebut serta berbekas pada penonton dan pendengar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H