Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Indonesia Pasca-Kemerdekaan: Agrasi Militer Belanda dan Proses Kemerdekaan

8 September 2024   17:32 Diperbarui: 8 September 2024   17:36 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
National Museum van Wereldculturen/C.J. Taillie via Wikimedia Commons

Setelah menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapi tantangan berat dalam mewujudkan kedaulatan penuh dan mempertahankan kemerdekaannya. Proklamasi yang diumumkan oleh Soekarno dan Hatta menandai awal baru bagi bangsa Indonesia, namun perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut jauh dari selesai. Belanda, yang sebelumnya telah menjajah Indonesia selama lebih dari tiga abad, tidak siap untuk melepaskan koloni yang mereka anggap sebagai sumber daya dan wilayah penting. Meski secara de jure Indonesia telah merdeka, secara de facto Belanda masih mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari kekuasaannya.


Belanda kembali ke Indonesia dengan keyakinan bahwa mereka bisa memulihkan kekuasaan kolonialnya. Pasca Perang Dunia II, Belanda mendapatkan dukungan dari sekutu untuk kembali menduduki wilayah Indonesia, terutama dengan alasan bahwa wilayah ini merupakan aset ekonomi penting yang tidak dapat begitu saja dilepaskan. Dengan kekuatan militer yang lebih modern dan dukungan logistik dari sekutu, Belanda memulai serangkaian upaya untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah dikuasai oleh pemerintah Republik Indonesia.

Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat itu bukan hanya dari sisi militer, tetapi juga dari segi politik dan diplomasi internasional. Di satu sisi, Indonesia harus menghadapi Belanda yang secara militer jauh lebih kuat dan berpengalaman. Di sisi lain, Indonesia harus berjuang untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kemerdekaannya, sesuatu yang sangat penting untuk mempertahankan status negara yang merdeka di mata dunia.

Agresi Militer Belanda I (Juli - Agustus 1947)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, negara yang baru lahir ini menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan kedaulatannya. Meskipun kemerdekaan telah diproklamasikan, Belanda belum siap untuk melepaskan koloni pentingnya ini. Belanda melihat Indonesia sebagai wilayah strategis dan ekonomis yang sangat penting, sehingga mereka berusaha membubarkan pemerintahan baru melalui tindakan militer.

Pada 21 Juli 1947, Belanda melancarkan Agresi Militer I, yang dikenal dengan nama Operasi Product. Serangan ini merupakan upaya besar-besaran Belanda untuk merebut kembali kontrol atas kota-kota penting dan wilayah strategis di Pulau Jawa dan Sumatera. Operasi ini melibatkan sekitar 30.000 tentara Belanda, termasuk infanteri, artileri, dan kendaraan tempur, serta dukungan pesawat terbang untuk serangan udara dan pengintaian. Tujuan utama dari operasi ini adalah menguasai daerah-daerah strategis seperti kota Yogyakarta, yang pada saat itu merupakan pusat pemerintahan Republik Indonesia.

Serangan dimulai dengan bombardir artileri dan serangan udara di berbagai wilayah strategis di Jawa dan Sumatera. Belanda berhasil merebut Yogyakarta pada 4 Agustus 1947. Penangkapan kota ini merupakan pencapaian utama bagi Belanda karena Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan Republik Indonesia. Keberhasilan ini menyebabkan gangguan serius pada pemerintahan Republik dan memberikan keuntungan strategis bagi Belanda dalam upaya mereka untuk menguasai kembali wilayah-wilayah yang telah menjadi bagian dari Indonesia.

Meskipun serangan Belanda sangat kuat dan terkoordinasi, perlawanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan rakyat Indonesia tetap gigih. TNI melawan dengan menggunakan taktik guerilla dan serangan balik, sementara rakyat Indonesia memberikan dukungan melalui aksi demonstrasi, sabotase, dan bantuan logistik. Tekanan internasional juga semakin meningkat, dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan anggota PBB lainnya mengecam agresi Belanda dan mendesak mereka untuk menghentikan operasi militer serta kembali ke meja perundingan.

Menanggapi perlawanan di lapangan dan tekanan internasional, Belanda akhirnya setuju untuk terlibat dalam perundingan. Perjanjian Linggarjati ditandatangani pada 25 Maret 1947 di Linggarjati, Jawa Barat. Perjanjian ini merupakan hasil negosiasi antara Republik Indonesia dan Belanda dengan mediator Inggris. Perjanjian ini menyepakati pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) dan pengakuan kedaulatan terbatas oleh Belanda, serta gencatan senjata untuk meredakan ketegangan.

Agresi Militer I meninggalkan dampak yang signifikan, baik dalam hal kerusakan fisik maupun dampak sosial. Kerusakan infrastruktur dan korban jiwa di kalangan sipil dan militer adalah beberapa konsekuensi dari serangan ini. Namun, operasi ini juga memperkuat tekad bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme dan mempertahankan kemerdekaan mereka. Selain itu, konflik ini menarik perhatian internasional yang berperan penting dalam mempengaruhi keputusan Belanda untuk mencari penyelesaian diplomatik.

Secara keseluruhan, Agresi Militer Belanda I merupakan momen krusial dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun Belanda melancarkan serangan dengan kekuatan besar dan strategi yang cermat, perlawanan gigih dari rakyat dan tentara Indonesia, serta tekanan internasional, akhirnya memaksa Belanda untuk mencari solusi diplomatik dan mengakhiri agresi militer mereka. Kejadian ini menegaskan tekad bangsa Indonesia untuk merdeka dan menggambarkan dinamika konflik kolonial pasca-Perang Dunia II.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun