Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

KRI Nanggala-402, Kisah Kapal Selam yang Mengukir Jejak di Lautan

31 Agustus 2024   14:43 Diperbarui: 31 Agustus 2024   14:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA Photo/M. Risyal Hidayat

KRI Nanggala-402 adalah nama yang tidak asing di telinga banyak orang yang mengikuti perkembangan angkatan laut Indonesia. Kapal selam ini, dengan semua cerita dan kontroversinya, telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah maritim Indonesia. Dari proses pembangunannya hingga tragedi yang menimpanya, KRI Nanggala memiliki kisah yang penuh warna dan makna.

Sejarah dan Pembangunan KRI Nanggala

1. Nama dan Asal Nama

KRI Nanggala merupakan kapal selam kelas Cakra yang dibangun untuk memperkuat armada maritim Indonesia. Nama "Nanggala" diambil dari senjata Prabu Baladewa, yang juga dikenal sebagai Balarama dalam pewayangan Jawa. Prabu Baladewa adalah salah satu tokoh penting dalam epik Mahabharata, dikenal karena kekuatan dan kebijaksanaannya. Nama Nanggala bukan hanya mencerminkan kekuatan fisik, tetapi juga menandakan kekuatan dan ketahanan kapal selam dalam menjalankan tugas-tugasnya di bawah laut.

2. Pesanan dan Proses Pembangunan

a. Pemilihan Pembuat dan Perjanjian:
Pada 2 April 1977, pemerintah Indonesia memutuskan untuk memesan kapal selam ini dari Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), sebuah perusahaan pembuatan kapal selam terkemuka yang berbasis di Jerman. Pemilihan HDW sebagai pembuat KRI Nanggala mencerminkan komitmen Indonesia terhadap modernisasi armada angkatan lautnya. HDW dikenal dengan teknologi canggih dan keahlian dalam pembuatan kapal selam, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan operasional TNI AL.

b. Proses Pembangunan:
Proses pembangunan KRI Nanggala dimulai dengan pemasangan lunas pada Maret 1978 di fasilitas HDW. Lunas adalah bagian dasar dari kapal yang menjadi fondasi utama untuk konstruksi lebih lanjut. Setelah tahapan ini, kapal diluncurkan pada 10 September 1980. Peluncuran ini menandai tahap awal dari kapal selam yang dirancang untuk menghadapi berbagai tantangan di laut.

c. Biaya dan Spesifikasi:
Biaya total pembangunan KRI Nanggala mencapai US$285 juta, setara dengan sekitar Rp4,43 triliun pada saat itu. Angka ini mencerminkan besarnya investasi yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperkuat pertahanan maritimnya. Kapal ini selesai dibangun pada 6 Juli 1981 dan mulai beroperasi pada 21 Oktober 1981.

KRI Nanggala memiliki spesifikasi yang signifikan, dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter, dan sarat air 5,5 meter. Ukuran ini menjadikannya kapal selam yang relatif besar dan kompleks, dengan kemampuan untuk menampung berbagai sistem persenjataan dan teknologi canggih. Kapal ini dirancang untuk operasi bawah laut yang efektif, termasuk misi pengintaian dan pertahanan.

Secara keseluruhan, pembangunan KRI Nanggala merupakan langkah strategis dalam upaya Indonesia untuk memperkuat armada maritimnya, dengan dukungan dari teknologi dan keahlian internasional yang dihadirkan oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft.

 Spesifikasi Teknis dan Fitur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun