Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

Sebagai lulusan baru di bidang teknologi informasi, saya memiliki latar belakang yang kuat dalam pengembangan sistem dan solusi teknologi terbaru. Dengan pengetahuan mendalam mengenai perangkat lunak, perangkat keras, dan infrastruktur IT, saya siap untuk menerapkan keterampilan saya dalam menciptakan inovasi yang efektif dan efisien. Saya juga memiliki ketertarikan khusus dalam memanfaatkan teknologi untuk memecahkan tantangan nyata di berbagai sektor, dari pertanian hingga pariwisata. Dengan semangat yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi, saya berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengembangkan solusi yang berdampak positif dan mendukung kemajuan teknologi di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

KRI Teuku Umar 385: Penjaga Lautan Nusantara dengan Kekuatan Tak Tertandingi

27 Agustus 2024   18:46 Diperbarui: 27 Agustus 2024   18:52 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


KRI Teuku Umar 385 adalah salah satu aset penting dalam armada TNI Angkatan Laut Indonesia, yang memainkan peran kunci dalam menjaga kedaulatan maritim dan keamanan nasional. Sebagai bagian dari kelas Parchim, kapal korvet ini dirancang dengan tujuan utama untuk melaksanakan operasi anti-kapal selam di perairan dangkal dan pesisir. 

Namun, kemampuannya tidak terbatas pada itu saja. KRI Teuku Umar juga dilengkapi dengan berbagai senjata dan sistem canggih yang membuatnya mampu menangani berbagai ancaman di laut. Artikel ini akan mengupas secara mendalam karakteristik, persenjataan, sejarah, dan peran penting KRI Teuku Umar 385 dalam menjaga perairan Indonesia.

Sejarah dan Latar Belakang

KRI Teuku Umar adalah salah satu dari sejumlah kapal yang dibangun di galangan kapal Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur, pada akhir era Perang Dingin. Pada awalnya, kapal ini termasuk dalam kelas Parchim, yang dirancang untuk Angkatan Laut Jerman Timur (Volksmarine) pada tahun 1977-1981. Setelah reunifikasi Jerman pada tahun 1990, banyak dari kapal-kapal ini dijual ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

TNI AL membeli beberapa kapal kelas Parchim pada tahun 1993, termasuk KRI Teuku Umar, untuk memperkuat armada mereka. Dengan berbagai modifikasi dan pembaruan, kapal-kapal ini diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan pertahanan maritim Indonesia. Penamaan KRI Teuku Umar diambil dari nama pahlawan nasional Teuku Umar, seorang pejuang kemerdekaan dari Aceh yang terkenal karena strategi gerilyanya melawan penjajah Belanda. Nama ini mencerminkan semangat perjuangan dan ketangguhan yang diharapkan dari kapal ini dalam melindungi kedaulatan Indonesia.

Karakteristik dan Spesifikasi Teknis

KRI Teuku Umar memiliki dimensi yang cukup kompak namun tetap tangguh di medan pertempuran. Dengan panjang 75,2 meter, lebar 9,78 meter, dan draft 2,65 meter, kapal ini memiliki berat benaman 793 ton dalam kondisi standar dan 854 ton saat beban penuh. Ukuran ini membuatnya ideal untuk operasi di perairan dangkal dan sempit, seperti yang banyak ditemukan di perairan Nusantara.

Tenaga penggerak KRI Teuku Umar berasal dari tiga mesin diesel M504 yang terhubung dengan tiga poros penggerak. Mesin-mesin ini mampu menghasilkan daya sebesar 14.250 tenaga kuda, yang memungkinkan kapal mencapai kecepatan maksimum hingga 24,7 knot. Selain itu, kapal ini memiliki jarak tempuh operasional sejauh 2.100 mil laut pada kecepatan 14 knot, memberikan fleksibilitas dalam menjalankan berbagai misi, baik itu patroli panjang maupun operasi cepat.

Persenjataan yang Menakutkan

Salah satu aspek paling menonjol dari KRI Teuku Umar adalah persenjataan dan sistem pertahanannya yang canggih. Kapal ini dirancang untuk mampu bertahan dan menyerang dalam berbagai situasi tempur, baik melawan kapal selam, pesawat udara, maupun kapal permukaan musuh.

1. Torpedo dan Anti-Kapal Selam
   KRI Teuku Umar dilengkapi dengan empat tabung peluncur torpedo berukuran 15,7 inci, yang dirancang untuk menghadapi kapal selam musuh. Dalam perannya sebagai kapal anti-kapal selam (ASW), kapal ini juga dilengkapi dengan dua peluncur roket anti-kapal selam RBU-6000. Sistem RBU-6000 sangat efektif untuk menyerang kapal selam yang bersembunyi di bawah permukaan, dengan jangkauan dan daya ledak yang memadai untuk menimbulkan kerusakan signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun