Bandung, sebuah kota yang terkenal dengan pesona alamnya, udara sejuk, dan budaya yang kaya, juga menyimpan jejak sejarah sebagai kota militer yang tangguh. Di balik keindahan alam dan kemajuan kota, Bandung memiliki peran strategis dalam sejarah militer Indonesia, menjadikannya tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan pelatihan militer yang berperan besar dalam menjaga kedaulatan negara.Pada masa kolonial Belanda, Bandung mulai dikenal sebagai kota yang penting secara militer. Pada awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda melihat potensi Bandung sebagai pusat garnisun militer karena letaknya yang strategis di dataran tinggi Jawa Barat. Kondisi geografisnya yang berbukit dan iklimnya yang sejuk membuat Bandung ideal sebagai tempat pelatihan militer. Salah satu peninggalan era kolonial yang masih berdiri kokoh hingga kini adalah kawasan Cimahi, yang dikenal sebagai "Kota Militer". Di sini terdapat berbagai barak tentara, rumah sakit militer, dan fasilitas pendukung lainnya yang dibangun oleh pemerintah kolonial. Kawasan ini menjadi salah satu pusat kekuatan militer Belanda di Nusantara, di mana banyak prajurit kolonial dilatih dan ditempatkan.
Peran Bandung sebagai kota militer semakin terlihat jelas pada peristiwa Bandung Lautan Api. Pada bulan Maret 1946, warga Bandung memutuskan untuk membumihanguskan kota mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap tentara Sekutu dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang berusaha menguasai kota ini. Peristiwa ini bukan hanya tentang pembakaran fisik kota, tetapi lebih dari itu, ini adalah simbol semangat juang dan patriotisme rakyat Bandung yang tidak ingin kota mereka digunakan oleh musuh. Warga Bandung meninggalkan rumah dan harta benda mereka, bergerak menuju selatan kota, dan membakar seluruh bagian utara Bandung. Langit malam Bandung pada saat itu menyala dengan kobaran api, menciptakan pemandangan yang menggetarkan jiwa. Peristiwa ini tidak hanya menjadi bagian penting dari sejarah Bandung, tetapi juga dari sejarah kemerdekaan Indonesia, menunjukkan bahwa Bandung bukanlah kota yang mudah ditundukkan.
Pasca kemerdekaan, Bandung terus mempertahankan perannya sebagai kota militer dengan berdirinya berbagai lembaga pendidikan militer yang prestisius. Salah satu yang paling terkenal adalah Akademi Militer (Akmil), yang merupakan tempat para calon perwira TNI Angkatan Darat ditempa. Akademi ini telah melahirkan banyak pemimpin militer yang berperan penting dalam menjaga keamanan dan stabilitas Indonesia. Selain Akmil, Bandung juga menjadi rumah bagi Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD), sebuah institusi pendidikan tinggi bagi perwira senior TNI AD. SESKOAD berperan penting dalam membekali para perwira dengan pengetahuan dan keterampilan strategis untuk memimpin angkatan bersenjata di masa depan. Di sinilah banyak perwira tinggi militer Indonesia, termasuk para Jenderal besar, menempuh pendidikan mereka. Tak hanya itu, Bandung juga menjadi lokasi bagi Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif), sebuah lembaga pelatihan yang berfokus pada melatih dan mengembangkan kemampuan prajurit infanteri TNI AD. Pusdikif dikenal sebagai salah satu pusat pelatihan militer terbaik di Indonesia, di mana prajurit dilatih untuk menjadi tangguh dan siap menghadapi berbagai situasi medan pertempuran.
Meskipun Bandung kini dikenal sebagai pusat teknologi, inovasi, dan budaya, warisan militernya tetap kuat. Berbagai kegiatan kemiliteran masih sering digelar di Bandung, mulai dari latihan militer, parade, hingga upacara-upacara kenegaraan. Kehadiran berbagai fasilitas militer di Bandung juga menjadi bukti bahwa kota ini masih memegang peran penting dalam pertahanan nasional. Di sisi lain, Bandung juga menjadi tempat di mana tradisi militer bertemu dengan modernitas. Dengan adanya inovasi teknologi yang berkembang pesat di kota ini, Bandung memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan teknologi militer yang canggih. Sinergi antara tradisi militer yang kuat dan inovasi modern ini menjadikan Bandung sebagai kota yang tidak hanya bersejarah, tetapi juga relevan dalam konteks pertahanan dan keamanan masa depan.
Tidak jauh dari pusat kota, terdapat Ereveld Pandu, sebuah pemakaman militer Belanda yang didirikan pada tahun 1946. Pemakaman ini merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi para prajurit Belanda, Indo-Belanda, dan warga sipil yang gugur selama pendudukan Jepang dan dalam pertempuran melawan pasukan Sekutu. Ereveld Pandu menjadi saksi bisu atas kerasnya masa-masa perang dan pengorbanan yang dilakukan oleh para prajurit untuk mempertahankan kemerdekaan. Pemakaman ini tidak hanya menjadi tempat yang tenang untuk mengenang mereka yang telah gugur, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya perdamaian dan persatuan. Bagi Bandung, Ereveld Pandu adalah bagian dari sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan, sebagai warisan bagi generasi mendatang.
Bandung sebagai kota militer adalah cerita tentang keberanian, kekuatan, dan ketangguhan. Dari masa kolonial hingga era modern, Bandung telah memainkan peran penting dalam sejarah militer Indonesia. Kota ini tidak hanya menjadi tempat pendidikan dan pelatihan militer, tetapi juga menjadi simbol semangat juang yang tak pernah padam. Di balik wajah modernnya, Bandung menyimpan warisan militer yang kaya dan tetap relevan dalam konteks pertahanan dan keamanan nasional. Bandung adalah kota di mana tradisi bertemu dengan inovasi, menciptakan sebuah benteng yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H