Bismillah... ku mengawali tarian jemari penuh semu harapan.
Keyakinan (Al-imanu) terkadang merunduk, rukuk, tegak congkak hingga acuh.
nampak hamparan hampa tumbuh pohon bambu kurus, kering, kronta terombang-ambing oleh angin,
walau kenyataannya sangat kokoh karena akarnya.
sungguh fluktuatif...
rasanya berat untuk selalu memandang lurus hiasi pijakan konkrit.
"TUHAN"
Engkau eksistensi tertinggi.
Aku sangat yakin itu, harga mati buat diriku.
dan saat ini, sepertinya rasa ini sudah tumbuh sejak awal aku mengayunkan langkah di atas bumi asing buat diriku.
"Al-imanu yazid wa yankus"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!