Mohon tunggu...
Farlos dela Bamba Moch Fajar Nugraha
Farlos dela Bamba Moch Fajar Nugraha Mohon Tunggu... -

FarlosDelaBamba|Moch Fajar Nugraha Aku berpikir Maka Aku Ada (Descrates)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menusukmu dari belakang

14 Juni 2012   15:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:59 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih ingat dengan kematian itu?

Tak ada darah ditangan-tangan, namun tercabut perlahan. Banyak korban merongrong terdiam.

Saling mengadu. Apapun diadu. Seperti dadu diatas meja-meja kesunyian.

Masih ingatkah itu?

Kejadian dimana hal-hal kecil berubah menjadi hal-hal besar. Berteriak perlahan mengecil hingga membisu.

Di ruang disaksikan beribu orang sorak sorai meneriakkan kematiannya (di sebuah pulau yang dihuni oleh berjuta umat manusia)

Sangat disayangkan ajal saja belum menjemput bumi yang sedang duduk bersantai sambil mendengar bisikan bibir-bibir saling mencibir.

Tapi dia telah mati. Tertusuk oleh buah apel yang menjadi tajam.

Sebenarnya dimana peristiwa itu?

Di atas tanah yang terbangun oleh pesakitan-pesakitan terbungkam.

Rasanya . . .

Sangat kelam.

Jogja, 14 Juni 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun