Mohon tunggu...
Farkhan Rizki A
Farkhan Rizki A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Karena saya mahasiswa, saya sedikit suka menulis. Saya juga suka memerhatikan hal-hal menarik. Kadang kalau termenung banyak terlintas hal-hal yang menurut saya luar biasa, semoga bisa saya tuangkan dalam tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Mental: Manusia Waras yang Hilang Kemanusiaannya

22 Oktober 2024   21:37 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini banyak manusia yang terlihat waras nyatanya memiliki gangguan mental. Setiap hari kita disajikan dengan berita-berita kekerasan terhadap anak, pencabulan, pembunuhan, pencurian, keributan, tawuran, bahkan genosida. 

Awal Oktober lalu terungkap kasus oknum pengurus dan pemilik panti asuhan di Tanggerang melecehkan anak asuhnya. Pada September awal viral kasus empat orang anak di bawah umur melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap teman sebayanya di Palembang. Tak hanya itu, di Kuningan Jawa Barat beredar konten pornografi yang dilakukan oleh ibu dan anak secara sengaja disebarluaskan. 

Geng motor dan komunitas jalanan seringkali melakukan aksi tawuran yang meresahkan warga. Kini genosida yang terjadi di daratan Timur Tengah sudah lebih dari setahun lamanya dan tidak ada yang tahu kapan akan berakhir. 

Ternyata tak hanya di Indonesia krisis mental ini terjadi. Manusia yang terlihat waras, nyatanya hilang kemanusiaannya. Menganggap nyawa seseorang tidak berharga, sehingga mereka berlaku semena-mena. 

Mungkin kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat menjadi pedang berbilah dua, yang bisa menyayat siapa saja yang tidak hati-hati menggunakannya. Informasi yang disebarluaskan dengan cepat, cenderung sulit untuk disaring oleh siapa saja. Mereka yang termakan hoax, akan menyebarkannya lebih jauh lagi. 

Terlebih sekarang ini, era di mana anak-anak di bawah umur sudah memiliki gadget bahkan media sosialnya sendiri. Kemampuan anak-anak yang kurang dalam menyaring informasi, membuat mereka terbawa dan terhasut untuk melakukan hal serupa, sehingga kasusnya menjadi seperti yang terjadi di Palembang. 

Sudah saatnya manusia melakukan revolusi mental. Berapa banyak orang yang katanya waras hilang rasa kemanusiaannya? Mungkin sekarang ini, kebanyakan manusia memiliki derajat yang setara dengan hewan? Revolusi mental ini harus terus digaungkan. Kemajuan teknologi harus dibarengi kemajuan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun