Karl Emil Maximilian "Max" Weber merupakan salah satu tokoh sosiologi klasik. Weber sangat tertarik membaca dan menulis sejak usia yang masih muda bahkan pada usia 13 tahun sudah dapat menulis artikel. Max merupakan anak dari seorang tokoh politisi liberal Jerman "Max Weber Sr" dan ibunya bernama Helena Fallenstein Weber yang merupakan wanita religius yang mendalami etika Protestan dan menganut pandangan asketis. Esai Die Protestantische Ethik und der Geist des Kapitalismus atau yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism merupakan salah satu karya monumental Weber. Awalnya esai ini diterbitkan dalam Archiv fur Sozialwissenchaft und Sozialpolitik, Vol XX dan XXI pada 1904 dan terbitkan lagi pada 1920. Secara garis besar, Weber mencoba menjelaskan bagaimana etika agama Protestan yang khususnya berakar dari ajaran Calvinisme mempunyai peran terhadap perkembangan kapitalisme modern. Secara garis besar, buku ini terbagi atas:
Part 1 : The Problem
- Religious Affiliation and Social Stratification
- The Spirit Capitalism
- Luther's Conception of the Calling: Task of The Investigation
Part 2 : The Practical Ethics of the Ascetic Branches of Protestantism
- The Religious Fondations of Wordly Asceticism
- Calvinism
- Pietism
- Methodism
- The Baptist Sects
- Asceticism and the Spirit of Capitalism
Argumen Weber bahwa ada hubungan erat antara etika Protestan (terutama Calvinisme) dan berkembangnya kapitalisme di Eropa Barat. Ia menekankan bahwa kapitalisme bukan sekadar sistem ekonomi yang muncul secara kebetulan, melainkan didorong oleh perubahan dalam pola pikir masyarakat akibat Reformasi Protestan. Hal ini dapat kita lihat dengan mengulas buku ini secara per bab yang diawali dengan:
Part 1 : The Problem
Religious Affiliation and Social Stratification
Dalam bab ini, Max Weber menguraikan hubungan antara afiliasi agama dan stratifikasi sosial. Weber mencoba memahami bagaimana keanggotaan dalam kelompok agama tertentu memengaruhi posisi sosial dan ekonomi seseorang. Weber menekankan bahwa pemahaman tentang afiliasi agama penting untuk memahami struktur kelas dalam masyarakat. Pengamatan Weber dalam bab ini menghasilkan pemahaman berkaitan dengan agama dan Struktur Ekonomi. Weber mengamati bahwa afiliasi agama sering kali berkorelasi dengan posisi sosial seseorang. Dalam konteks sejarah Eropa Barat, Weber mencatat bahwa kelompok-kelompok yang menganut ajaran Protestan, terutama Calvinis, cenderung menduduki posisi yang lebih tinggi dalam tatanan sosial dan ekonomi dibandingkan dengan kelompok Katolik.
The Spirit Capitalism
Bagian ini Weber membahas tentang mentalitas atau etos yang mendasari sistem ekonomi kapitalisme modern. Weber mendefinisikan spirit of capitalism sebagai cara berpikir yang rasional, efisien, dan berorientasi pada akumulasi keuntungan, yang berbeda dengan kapitalisme tradisional. Weber menggunakan kutipan dari Benjamin Franklin untuk mengilustrasikan semangat ini, di mana Franklin menekankan bahwa disiplin ekonomi dan moralitas merupakan kunci kesuksesan. Menurut Weber semangat ini bukan sekedar hanya untuk mencari keuntungan, spirit of capitalism dipengaruhi oleh nilai-nilai Protestan khususnya Calvinisme yang melihat kerja keras dan keberhasilan ekonomi sebagai tanda keberkenan pada Tuhan.
Luther's Conception of the Calling: Task of The Investigation
Bagian ini Max membahas konsep panggilan (Calling/Beruf) menurut Martin Luther dan bagaimana hal ini berhubungan dengan perkembangan etos kerja Protestan yang berkontribusi pada munculnya kapitalisme modern. Konsep Calling/Beruf adalah suatu panggilan dari Tuhan yang diberikan kepada setiap individu untuk melakukan tugas-tugas duniawi dalam kehidupan sehari-hari. Luther dalam konsepnya meyakini pekerjaan sekuler dan kegiatan sehari-hari memiliki nilai spiritual sehingga setiap orang melalui pekerjaannya sama saja seperti menjalankan kehendak Tuhan. Mengerjakan pekerjaan duniawi sama saja seperti sedang melayani Tuhan dan pekerjaan merupakan panggilan ilahi. Weber menganggap konsep calling Luther sebagai dasar penting bagi etos kerja Protestan. Dengan menganggap pekerjaan sehari-hari sebagai panggilan Tuhan. Individu terdorong untuk bekerja keras menjalankan tugasnya dengan dedikasi dan hidup disiplin. Hal ini menciptakan nilai-nilai yang sangat cocok dengan perkembangan kapitalisme modern sesuai dengan prinsip kerja keras, efisiensi, dan produktivitas menjadi kunci keberhasilan ekonomi. Akan tetapi menurut Weber hal itu masih belum cukup untuk mencapai semangat kapitalisme. Luther masih terikat pada pandangan tradisional bahwa kekayaan berlebihan dapat mengalihkan seseorang dari spiritualitas. Pada ajaran Calvinis lah yang mendasari semangat kapitalisme modern.