Mohon tunggu...
Farkhan Abdurochim Alfarauq
Farkhan Abdurochim Alfarauq Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

akal pemikiran manusia bagaikan langit cerah yang luas. menulis adalah cara untuk menjaganya tetap cerah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demokrasi dan Hak Politik dalam Sudut Pandang Karl Marx

8 Oktober 2024   09:07 Diperbarui: 8 Oktober 2024   09:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Marx memiliki teori tentang demokrasi yang berakar pada pemahaman hubungan antara masyarakat sipil, negara, dan hak-hak politik. Marx pada awalnya dipengaruhi oleh liberalisme dan filsafat Hegelian, khususnya gagasan tentang kebebasan individu dan peran negara dalam mewujudkan kebebasan tersebut. Awalnya Marx percaya bahwa reformasi politik melalui demokrasi liberal dapat membawa kebebasan sejati. Namun, seiring perkembangan pemikirannya, Marx semakin melihat keterbatasan liberalisme, khususnya karena gagal mengatasi ketidakadilan ekonomi yang dihasilkan oleh kapitalisme. Konstruksi pemikiran dibahas oleh Niemi dalam jurnalnya.  Niemi membahas jurnal ini dalam tiga fokus, yaitu:

  • Karl Marx's journey from liberalism to socialism in the 1840s

Gagasan awal Marx berawal dari pemikiran liberal filsafat Hegelian mengenai gagasan kebebasan individu dan peran negara. Karier awal Marx merupakan seorang jurnalis dan pernah mengkritik Monarki Prusia dengan pandangan liberal. Peristiwa ini terjadi saat Marx menjadi editor Rheinische Zeitung, Marx menyuarakan tentang kebebasan press, hati Nurani, dan kebebasan hukum perceraian. Perpindahan Marx dari liberal ke sosialis ditandai dengan pemahaman bahwa demokrasi harus diperluas dari politik ke bidang ekonomi dan paham demokrasi liberal dianggap Marx gagal menghapus ketidakadilan ekonomi. Marx terlibat dalam studi tentang politik dan pengaruh kapitalisme terhadap kelas pekerja. 

Ketidaksetaraan ekonomi tidak bisa diatasi hanya dengan reformasi politik atau hak politik formal. Dengan Engels, Marx merumuskan analisis materialis dan menemukan perjuangan kelas adalah kunci perubahan. Pada 1840, Marx meninggalkan liberalisme dan beralih mengadopsi sosialisme. Hal tersebut diyakini dapat merubah tatanan sosial yang menindas kaum kelas pekerja yang semula alat produksi dikuasai oleh kaum borjuis menjadi milik kolektif untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas untuk menciptakan demokrasi sejati.

  • Karl Marx and Democratic Practices

Bagi Marx, Demokrasi liberal adalah kepalsuan dan topeng kekuasaan kaum kapitalis. Marx memandang bahwa demokrasi tidak cukup sekedar pemahaman tentang pemenuhan hak politik. Kebebasan harus diperluas kepada ekonomi dan sosial yang memungkinkan semua untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Untuk mencapai kesempatan yang sama, harus dibentuk sebuah pemerintahan yang bukan berlandaskan kapitalisme. Demokrasi menurut Marx adalah harus berdasarkan dominasi kaum pekerja atau demokrasi ekonomi. Kebebasaan politik pada demokrasi liberal merupakan topeng dominasi ekonomi kaum borjuis untuk melegalkan eksploitasi ekonomi kaum pekerja. Demokrasi sejati adalah demokrasi yang menghapus kelas sosial dan masyarakat kelas pekerja pegang kendali atas alat produksi. Transformasi yang revolusioner diperlukan untuk mewujudkan demokrasi sejati.

  • Karl Marx and the democratic critique of liberalism

Marx sangat keras mengkritik praktik demokrasi liberal, menurutnya konsep demokrasi liberal menawarkan hak politik formal yang didalamnya terdapat hak pilih, hak berbicara, dan kebebasan berkumpul tidak cukup dikatakan sebagai kebebasan demokrasi. Hal tersebut hanya kepalsuan karena gagal mengatasi ketidakadilan ekonomi. Kapitalisme dikendalikan oleh kaum borjuis dan kebebasan politik hanya sekedar formalitas untuk menutupi penindasan ekonomi. Kesenjangan kekuasaan amat terlihat sehingga demokrasi liberal merupakan alat dominasi kaum borjuis dan ilusi kebebasan bagi kaum pekerja. Kebebasan politik yang ditawarkan oleh demokrasi liberal tidak bermakna tanpa adanya kebebasan ekonomi. Demokrasi sejati harus mencakup demokrasi ekonomi dimana kaum pekerja memiliki kendali alat produksi dan distribusi kekayaan.

Dengan hasil pemaparan oleh Niemi, dapat kita temukan berapa konsep pemikiran Marx terkait demokrasi, politik, dan Negara:

  • Civil Society dalam Marxisme

Masyarakat sipil menurut Marx adalah sekumpulan ruang kehidupan yang meliputi sosial, ekonomi, dan budaya. Mereka berinteraksi secara ekonomi dan sosial tapi terkadang berada dalam cengkraman kapitalisme. Masyarakat sipil merupakan arena konflik kepentingan kelas terutama antara kaum proletar dan kaum borjuis. Akan tetapi, masyarakat sipil merupakan tempat individu dapat mengembangkan kesadaran sosial dan politik. Marx percaya reformasi masyarakat sipil sangat penting untuk menciptakan demokrasi sejati yaitu bukan hanya sekedar hak politik tapi juga kesetaraan dalam sosial dan ekonomi.

  • Kritik terhadap konsep politik dan demokrasi liberal

Kritik Marx pada bentuk demokrasi liberal fokus kepada hak politik formal. Menurut Marx, hak memilih, kebebasan bicara, dan kebebasan berkumpul tidak cukup untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan sosial yang diciptakan oleh sistem kapitalisme. Hal tersebut hanya sebagai topeng atau kedok untuk dominasi ekonomi kaum borjuis untuk menjalakan kontrol atas alat produksi. Bagi Marx, demokrasi sejati harus melampaui hak politik formal yang mencakup demokrasi ekonomi yang dimana kelas pekerja bisa mengontrol alat produksi yang tidak dieksploitasi kaum kapitalis. Demokrasi adalah keadaan masyarakat bebas dari penindasan ekonomi dan terciptanya sistem sosial yang adil.

  • Peran Politik dan Negara

Marx beranggapan bahwa politik merupakan instrument yang penting bagi perjuangan kelas. Perjuangan politik penting bagi masyarakat kelas pekerja. Hal tersebut dapat terjadi apabila kaum pekerja dapat memanfaatkan proses politik untuk mendapatkan kekuasaan dan mereformasi sistem. Bagi Marx, negara merupakan alat kekuasaan kaum borjuis mempertahankan kekuasaan dan kepentingan melalui hukum dan kekuasaan politik. Negara dalam sistem kapitalis merupakan instrumen penindasan untuk melegalkan ketidakadilan sosial dan ekonomi. Marx menyerukan untuk penghapusan sistem negara melalui revolusi sosialis berdasarkan kepemilikan koletif tanpa penindasan kelas.

  • Teori Demokrasi Marx dan Kesadaran Politik

Niemi menekankan teori demokrasi Marx terletak pada kesadaran kelas, hal tersebut akan terwujud apabila disertai dengan kemampuan kelas pekerja untuk mengorganisasikan diri secara politik. Kelas pekerja atau kaum proletar merupakan satu satunya kelompok yang dapat menghapus kapitalisme yang diwujudkan melalui partisipasi masyarakat sipil melalui revolusi. Dengan hal tersebut, maka demokrasi sejati akan terwujud.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun