Mohon tunggu...
Fariz Siregar
Fariz Siregar Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Secangkir Teh menemani Inspirasiku dengan Tenang, Ramah dan Senyum...\r\n:)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Menjadi Birokrat yang Berhati Nabi"

19 Februari 2011   15:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah dalam artikel ini saya akan coba mengangkat sesuatu yang cukup unik, dimana saya selalu sering bertanya-tanya mengapa sangat banyak orang yang merasa sulit untuk menjadi seseorang yang bersih. Terutama di kalangan aparatur pemerintahan yang sering disebut birokrat bangsa. Mungkin memang sulit untuk menjadi nyata tetapi mungkin impian kita untuk menjadikan pemerintahan yang bersih dan berkompeten pasti bisa dilakukan. Karena ingat hidup berawal dari mimpi. Dan kita jangan pernah takut bermimpi untuk berubah di masa depan. Dan mimpi adalah gambaran masa depan tersebut.

Sebenarnya apa susahnya untuk membuat pemerintahan yang diidamkan masyarakat. Karena masyarakat hanya memerlukan figur yang bisa dekat dan mau bekerja secara tulus ikhlas untuk mereka. Sebenarnya hanya itu saja garis besar dari pemimpin yang diidamkan masyarakat. Walaupun nanti pada akhirnya mungkin hasil dari pengabdian tersebut tidak optimal, tetapi pasti masyarakat akan tetap bangga dan senang. Seperti para nabi yang sangat dekat dengan para sahabat dan umatnya. Bahkan nabi dan para sahabatnya rela untuk mengabdi untuk masyarakatnya walaupun mereka telah tertidur pulas dan dalam keadaan sesulit apapun. Hal itu jugalah yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh setiap birokrat bangsa untuk belajar, memahami dan mempraktekkannya kepada masyarakatnya. Jangan hanya bisa memberikan janji-janji kosong selayaknya kampanye-kampanye dalam pemilihan suara. Dimana ketika mereka membutuhkan masyarakat mereka rela melakukan hal-hal yang sangat terpuji bahkan terkadang terlalu lebay dan konyol di mata masyarakat, seperti ada yang tiba-tiba membersihkan jalan raya, menjadi supir angkot atau becak bahkan ada yang langsung ikut serta membersihkan TPA(tempat pembuangan akhir), tetapi setelah terpilih jangankan melakukan hal-hal itu, untuk ketemu dan langsung terjun ke masyarakat saja tidak mau dengan alasan-alasan yang terkesan “aneh” juga, masa’ ada birokrat yang setiap hari kerjaannya rapat dan rapat setiap masyarakat ingin jumpa. Hal ini mungkin tidak terlalu bermasalah bagi masyarakat dibandingkan dengan memakan uang masyarakatnya untuk kebahagian pribadinya.

Kita sudah sering melihat akhir-akhir ini bagaimana berbagai diktator di dunia hancur dengan sendirinya mulai dari Tunisia, Mesir, hingga mungkin nanti mengarah ke arah Timur Tengah atau daerah Asia lainnya bahkan mungkin mengarah ke negara kita. Bahkan Korea Utara yang sangat terkenal dengan politik “membodohi” masyarakatnya selama puluhan tahun dalam artian menutup segala informasi yang ada untuk rakyatnya. Serta rela menghabiskan uang untuk rakyatnya hanya untuk perang sekedar untuk kegemarannya yang bodoh yaitu berperang seperti “sahabat “ perangnya di Amerika Serikat George W. Bush Jr yang bahkan menghabiskan uang berjuta-juta dollar hanya untuk menyerang Palestina dan Timur Tengah hanya untuk peran yang tidak “terkenal” sama sekali juga terancam dengan arus reformasi yang sedang melanda akhir-akhir ini.

Hanya karena satu hal yang membuat mereka begitu yaitu telah mengkhianati rakyatnya. Sebagai contoh kejadian di Tunisia. Sebenarnya rakyat Tunisia pernah disakiti di masa lalu dan berharap Presiden yang mereka miliki ini bisa membawa Tunisia ke arah yang lebih maju. Tetapi kenyataanya sangat berlawanan, Presiden yang seharusnya mereka banggakan malah menjadi diktator paling kejam dibandingkan diktator sebelumnya. Bahkan dia baru mau menyerah setelah seorang pedagang kecil membakar dirinya. Hal ini sungguh sangat memalukan. Padahal apa susahnya menjadi pemimpin yang baik. Kita tinggal bekerja untuk rakyat saja serta memberikan apa yang mereka inginkan dan bagaimana membuat mereka hidup bahagia dan merasa nyaman berada di dekat kita. Kita bayangkan saja bahwa masyarakat itu adalah kekasih kita yang sangat butuh perhatian dan perlindungan kita.

Dan ingat jangan pernah sekalipun berpikir kita akan menjadi orang kaya gara-gara jadi birokrat, karena kalau mau kaya itu jadi pengusaha jangan “berusaha” di Birokrasi. Karena dengan berpikir bahwa kita ingin menjadi orang kaya dari birokrasi itu sama dengan kita mulai berfikir untuk belajar KKN. Lagipula hidup kita tidak akan mungkin melarat gara-gara jadi Birokrat. Cukup lah hidup dengan stabil dan terarah saja untuk menjdai birokrat yang baik dan jangan berpikir macam-macam, cukup satu macam saja yaitu untuk rakyat.Lagipula kalau kita mencari harta pasti tidak akan pernah puas. Misalnya jika kita sudah mendapatkan mobil yang murah pasti kita mulai berfikir untuk mendapatkan mobil yang lebih mahal. Karena itulah sifat manusia. Dan saya yakin sifat itu pasti bisa kita hapuskan. Dan ingat jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negara.

Kecuali kita Negara Singapura yang gaji Presidennya adalah gaji yang tertinggi di Negara tersebut bahkan di Dunia untuk ukuran Presiden. Tetapi ingat kita berbeda dengan Singapura. Singapura adalah negara yag telah memberlakukan para aparaturnya selayaknya pegawai swasta. Dimana pendapatan negara Singapura adalah hal yang paling menentukan apakah gaji aparaturnya akan naik atau bahkan turun. Dan mereka juga rela diberlakukan begitu karena struktur mereka sudah sangat jelas dan tertata rapi dan berat rasanya untuk kita mengikuti Singapura sekarang.

Sebelumnya dalam artikel ini saya bukan bermaksud untuk membuat anda jadi seperti alim ulama dengan mencontoh setiap perilaku nabi. Namun saya hanya ingin agar kita bisa mengambil poin-poin yang kita rasa penting untuk memajukan masyarakat dan bangsa. Kita jangan pernah berpikir individualistis karena kita sudah melihat hancurnya para diktator dengan sendirinya. Seperti kita ketahui pandangan kita kepada nabi adalah sebagai seseorang yang memiliki risalah dan ajaran kepada umatnya. Dan setiap nabi juga memiliki sifat-sifat yang membuat umatnya tenang dan yakin kepada mereka. Cobalah kita bayangkan jika setiap birokrat mencontoh perilaku setiap nabi dalam “mencuri hati” setiap umatnya dan terus bisa menjaga keyakinan masyarakatnya itu hingga akhir masa. Pasti birokrat tersebut tidak hanya mendapatkan kebahagiaan sesaat namun kebahagiaan yang kekal hingga akhir hayatnya selayaknya nabi yang masih selalu dikenang hingga sekarang. Cukup sifat-sifat inti para nabi saja yang seharusnya para birokrat contoh dalam membangun bangsa ini, yaitu jujur, adil, dapat dipercaya, sabar, murah hati dan mengutamakan kepentingan umatnya pasti rakyat sudah senang apalagi jika ditambah dengan memenuhi fungsi kepamongprajaan seperti yang ditulis oleh Bpk. Prof Dr Taliziduhu Ndraha seperti Vooruitzien (meninjau ke depan), Conducting, Coordinating, Peace-Making, Residu Caring, All weather serving, Freies Ermessen, General Function, Omnipresence, Responsibility, Magnanimous Thinking dan Distinguished Statement dan disempurnakan dengan kompetensi kepamongprajaan seperti Pengamong, Professional, Kader Pemerintahan Sipil, Korps, Dinas/ jabatan karier, garis depan pemerintahan umum, lembaga dekonsentrasi, sebagai mata rantai permanen siklus politik serta pengikat pusat dan daerah. Maka kita tidak hanya bisa memandang sebuah birokrasi yang baik tapi juga disertai dengan kinerja pemerintahan yang baik pula.

Semoga tulisan saya dapat menjadi membuka sarana cakrawala berpikir dan untuk lebih lanjut kunjungi blog saya : http://catatankuliahpraja.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun