Serangan virus flu burung di tanah air kita tercinta mulai merajalelea. Virus H5n1 ini mempunyai varian baru yang membunuh unggas-unggas di wilayah-wilayah indonesia.
Serangan virus flu burung varian baru ini sebelumnya menyerang itik warga di Pulau Jawa, dan kemudian menular ke daerah lain . Kemungkinan virus ini menular saat telur dan unggas melakukan perpindahan melalui kendaraan bermotor,Cepatnya penyebaran virus flu burung akibat lemahnya pengawasan perdagangan unggas antarwilayah.
Ada dugaan bahwa penyebaran virus flu burung jenis baru (H5N1 clade 2.3.2) disengaja sebagai upaya bioterorisme untuk menggoyang ketahanan pangan Indonesia . Dimana ketahanan pangan sebagai wahana penguatan stabilitas ekonomi dan politik, jaminan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau dan menjanjikan untuk mendorong peningkatan produksi. Pemenuhan pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh seluruh rumah tangga merupakan sasaran utama dalam pembangunan ekonomi indonesia
Mari kita telisik lebih jauh agar menguatkan sejauhmana virus ini sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melemahkan kondisi bangsa hari ini.
Keberadaan Namru Akar Penyebab Permasalahannya
Keberadaan NAMRU 2 (The US Naval Medical Research Unit Two) adalah sebuah laboratorium militer Amerika di Indonesia yang mempunyai hak istimewa yaitu bisa membawa spesimen, penyakit, virus atau apapun namanya ke luar negeri dengan kekebalan diplomatik sehingga tidak bisa diperiksa.
NAMRU bercokol di Indonesia lebih dari 30 tahun dengan tujuan untuk riset medis dan keilmuan yang berfokus pada penyaki-penyakit tropis. Apakah ini bagian dari strategi Amerika untuk menguasai kawasan jika nanti pecah perang Pasifik #2? Kono Jepang kalah perang Pasifik pada perang dunia II, diakibatkan banyak tentaranya yang mati oleh nyamuk malaria.
Kita ketahui bersama, Naval Medical Research Unit No 2 (NAMRU-2) adalah lembaga riset biologi Amerika di Indonesia yang bekerjasama dengan Rockefeller Institute Amerika. Mereka memiliki program rahasia yang dinamakan Viral Diseases Program (VDP), program riset yang meniliti epidemologi virus demam berdarah, influenza, ensefalitis, dan rickettsioses. Lembaga tersebut diketuai oleh David Rockefeller. NAMRU memang adalah lembaga virus. .
Hal ini menjadi aneh ketika http://www.aktual.co/sosial/142505teliti-virus-flu-burung-kemenkes-gandeng-peneliti-as Kemenkes gandeng peneliti USA dlam meneliti flu burung ada indikasi evaluasi penyebaran flu burung yang sukses menyebar ke negara ini
Jadi jangan salahkan ketika virus ini digunakan dan dimutasikan untuk di jadikan "uang" dan melemahkan negara .
Penyebaran virus
Slain itu spekulasi bahwa ada kemungkinan wabah virus flu burung ini memang sengaja disebarkan oleh “pihak-pihak tertentu” ke seluruh dunia. Terlebih lagi bila spekulasi ini dikaitkan dengan fakta adanya fenomena pemunculan sejumlah chemtrails (jejak-jejak kimia).
Dalam buku “Deadly Mist : Upaya Amerika Merusak Kesehatan Manusia” yang ditulis oleh seorang pengamat intelejen AS, Jerry D. Gray, dijelaskan bahwa chemtrails adalah jejak kimia yang berisi aerosol atau ethylene bromide dan debu mikron yang mengandung virus-virus maut atau bibit-bibit penyakit. Chemtrails disemprotkan dari dalam pesawat sehingga membentuk garis awan tipis memanjang seperti jejak asap yang ditinggalkan oleh pesawat jet pada ketinggian tertentu (contrails).
Namun terdapat perbedaan antara chemtrails dengan jejak pesawat jet atau contrails. Perbedaan tersebut adalah; (1) chemtrails adalah zat yang secara sengaja disemprotkan, sedangkan contrails terbentuk secara alami akibat proses ionisasi semburan mesin jet di lapisan atmosfir; (2) contrails hanya dapat terbentuk pada ketinggian di atas 30.000 kaki, dibawah ketinggian itu tidak akan terbentuk, sedang chemtrails biasanya terjadi pada ketinggian antara 8.000-33.000 kaki; (3) contrails akan cepat menghilang, sedangkan chemtrails tidak cepat menghilang, melainkan akan menyebar tipis menjadi seperti awan cirrus.
Peran Konspirasi Global
Berbagai macam dampak yang akan ditimbulkan ketika virus ini yang sudah membuat sekitar hampir 700 ribu ekor unggas yang dimatikan. Hal ini terkait kebijakan perdagangan internasional karena AS kerap mendesak Indonesia melakukan pemusnahan total. Dan yang paling berbahaya adalah ketika sumber daya genetik unggas lokal hilang sehingga kita harus membeli unggas luar negeri yang harganya jau lebih mahal untuk jangka yang panjang.
Selain itu merosotnya harga unggas lokal di Indonesia menyebabkan sektor ekonomi pangan turun . Hal ini mengakibatkan kerugian pada masyarakat kecil dan menengah dan menambah jumlah kemiskinan di negara ini . dari Permasalahan diatas negara kita memang sengaja dibuat krisis oleh kejadian hal tersebut lihat tulisan saya sebelumnya tentang liberalisasi ekonomi .
Akhirnya, benang merah dari semua keanehan tentang begitu cepatnya penyebaran virus flu burung varietas baru di Indonesia terlihat jelas untuk menyerang ketahanan pangan kita. Tidaklah mengherankan bila wabah flu burung ini kemudian “menyerang” sejumlah manusia Bukankah bagi pemerintah AS, negara indonesia adalah negara yang benar-benar berpotensi sebagai negara adidaya. Mungkin saja para agen CIA telah bermain dalam penyebaran virus maut tersebut. Lalu adakah usaha pemerintah Indonesia untuk melindungi rakyatnya dari kemungkinan konspirasi global ini? Ataukah mereka hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H