Mohon tunggu...
Fariz maulana
Fariz maulana Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya Seorang Pemula

Manusia Biasa yang Ingin Hidup Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar dari Semut dan Gula

10 Mei 2020   06:25 Diperbarui: 10 Mei 2020   06:29 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saat yang kita pikirkan serba berkecukupan adalah hal yang paling membahagiakan membuat kita terus mengejar dan mengejar impian tersebut. sampai pada titik dimana semua sudah didapat, tak sedikit orang masih belum merasakan kebahagiaan.

Jadi apa sebenarnya definisi yang ingin dicari? padahal banyak hal yang menjadikan orang hidup bahagia, kadang orang miskin merasa hidupnya sangat bahagia dan orang terkaya di dunia pun bisa saja merasakan kalau hidupnya sangat sempit dan hampa. lalu apa itu bahagia?

kita sering melihat seekor semut yang sedang berjalan sendirian lalu mendapatkan banyak gula, dia tidak akan menghabiskan gula itu hanya seorang diri bukan? 

dia akan pergi memanggil teman temannya dan bahkan tanpa mencicipi terlebih dahulu gula yang ada dihadapannya, lalu di sepanjang jalan dia bertemu lagi dengan satu temannya. apa yang dia lakukan? dia seolah bersalaman dan saling cium serta memberitahu temannya kalo disana ada gula. 

Sentak apakah si semut tadi berbalik arah untuk menghabiskan gula berdua saja? tentu tidak, semut yang pertama kali menemukan gula itu akan terus berjalan menemui teman temannya dan semut yang berpapasan dengannya tadi tetap terus berjalan ke tumpukan gula.

lalu sesudah semut pertama bertemu dengan gerombolan teman temannya, ia pun memberitahukan kalo ada gula di ujung sana. kemudian dimanakah posisi semut itu berada? ia akan bolak balik dari depan ke belakang, dari belakang ke depan sembari mengarahkan dan mengecek kondisi rombongan temannya.

saat ada yang sakit di tengah perjalanan ia pun memanggil teman temannya untuk membantunya menyokong si teman yang sakit itu. sampai mereka di tempat tujuan apakah mereka berebut mengambil gula? tentu saja tidak, mereka akan berkeliling dan saling berbagi supaya semua dapat jatahnya.

dari kisah semut ini apa yang bisa kita ambil kesimpulan?

arti sebuah kebahagiaan bukanlah saat kita punya segalanya. bukanlah saat kita bisa beli apa saja, bukan juga saat kita bisa pergi kemana saja...

bahagia itu saat kita bisa berbagi kepada sesama kita, tanpa harus rakus menghabiskan semuanya sendiri. karna percuma jika kita bikin istana tapi disekitarnya perkampungan kumuh penuh sampah kotoran dan sebagainya. akan sangat indah jika kita mau berbagi untuk memperbaiki sekitar kita...

khoirunnas a'nfauhum linnas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun