matahari sedang sembunyi dibalik kidung senja. awan - awan kelabu semburat bertabrakan dengan warna senja yang jingga. beberapa dari mereka masih sibuk dengan buku dan guratan pensil mereka. sebagian lagi bercanda. di sudut ruang terbuka yang diampar tikar biru seorang bocah berambut cepak pendek sedang asyik mengobrak - obarik tas miliknya. sekilas aku pandangi wajahnya yang sayu. disampingnya seorang gadis kecil berparas manis dan centil sedang asyik mengobrol dengan Salmi, seorang guru di rumah belajar ini. dia sedang asyik bercerita tentnag sekolahnya dan bagaimana dia menjadi bocah kecil yang cemerlang di sekolahnya. aku aku kembali mengalihkan perhatianku pada bocah berwajah dekil disamping gadis kecil yang centil bernama Annisa. bocah itu masih berkutat dengan isi dalam tas hitam miliknya.
"hallo" aku menghampirinya, dia tetap menundukkan kepala ke arah tas hitam miliknya.
"hai" ujarku sekali lagi, ku tepuk pundaknya agar ia mendongah ke arah ku. sepertinya ini berhasil, dia mendongah melihat wajahku yang tersenyum.
"hai, namamu siapa sayang?" aku menyapanya ramah
"ehm" dia terdiam sejenak seperti sedang berfikir
"Dion" ujarnya perlahan.
"kamu mau belajar apa, sini kakak bantu"
"ehm, menulis. tapi gak mudah" ujarnya lugu
"oh, sini aku bantu" dia mengeluarkan buku yang terlihat lusuh itu. dia membuka halaman demi halaman.
"ini, menulis ini" dia menunjukan deretan katan yang tertulis di lembar kertas yang ia buka.
"oh menulis halus" ujarku ehm, coba kamu tulis contoh kalimat ini, bisa kan?"