Mohon tunggu...
Fariza Yasinta
Fariza Yasinta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

A Happy Dreamer | art enthusiast | and being crazy of acoustic music | obsessed with crafty.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Hujan, Mei

24 Maret 2012   12:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1332590432382734977

barangkali seperti pelangi yang datang kala hujan menghentikan derainya. barangkali pula seperti mendung yang enggan terusir cerah kala hujan usai bercengkrama. barangkali, seperti rintik hujan yang enggan menuruti hujan untuk hentikan setiap isakan. barangkali itulah hadiah yang diberikan hujan setelah kepergiannya. selalu ada yang tersisa kala hujan. barangkali rintiknya, mendungnya,atau sekedar bercak - bercak air yang bersimpuh pada bumi. dan barangkali yang selalu diidamkan mereka, pelangi. selalu ada jejak yang ia tinggalkan. dan yang  kurindukan adalah wangi harum tanah yang basah saat hujan menghilang. dan barangkali itulah yang membuatku selalu merindukan hujan. barangkali rindu itu selalu mengusik, melalu indra- indra penciuman yang haus akan bau hujan. dan barangkali itulah terakhir kali ku tau bahwa kau mencintai hujan. *** hujan sudah mereda dan kau masih saja berdiri membiarkan tubuhmu yang basah menggigil. engkau masih terenyum sumringah tidak peduli apakah kau akan jatuh sakit, setelah sehari penuh bermain dengan hujan yang kau gila-gilai. rupanya hujan selalu memenangkan hatimu dan aku selalu kalah telak dengan hujan. kau tetap berdiri, tersenyum mematung menikmati hujan yang kian hilang ditelan alam, rupanya kau begitu sibuk mengamati ritual hujan yang perlahan menghilang, terkikis oleh alam. hingga berkali -kali aku memanggilmu, kau pun enggan mendengarku. semua sel saraf seperti mati dan tuli ketika itu. hanya sisa hujan yang menjadi satu - satunya yang terlihat dimatamu. *** hari ini hujan datang, barangakali kau akan datang dan lari kemari, tempat dimana kau berlarian saat hujan menari riang membuat semua basah kedinginan. barangkali kau akan datang?? hujan datang dan menyisakan jejaknya. barangakli bertambah satu jejaknya, Mei. "kau mau melihantnya, Mei?" aku melihatmu diantara jejak hujan itu, Mei jejak itu merongrongku, mematikan impuls senyum dan tawaku, dan menyisakan isak tangisku.... barangkali sepi dan rindu Mei.... (http://4.bp.blogspot.com/-tfwHFM5I0HA/TbZ6aQJMqEI/AAAAAAAAABI/7J0oQr_WfKU/s1600/hujan+5.jpg)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun