Mohon tunggu...
Fariz Maulana Akbar
Fariz Maulana Akbar Mohon Tunggu... -

Apakah dengan menjadi Islam saya langsung menjadi demokratis? dan apakah sebaliknya Anda yang demokrat otomatis menjadi Islam?

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Protap Polri No.1/X/2010 Diskriminatif

12 Oktober 2010   15:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:29 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_287592" align="alignleft" width="300" caption="Dengan Protap akan lebih parah lagi"][/caption] Jika justru membahayakan masyarakat dan mengkerdilkan demokrasi kenapa harus ada Protap Polri No. 1/X/2010? Terbitnya Protap tentang penanggulangan aksi anarki seakan menghalalkan polisi berbuat seenaknya terhadap masyarakat. Tanpa Protap ini saja mereka seringkali bertindak represif khususnya dalam menangani aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat. Yang menjadi kekhawatiran bukanlah bukanlah tendangan sepatu, pentungan, gas air mata, peluru karet dan bahkan peluru tajam. Akan tetapi adalah mentalitas polisi yang merasa sebagai warga negara kelas menengah. Protap ini akan cenderung disalah gunakan terhadap masyarakat yang mereka anggap sebagai warga negara kelas bawah dan tidak akan mendatangkan perubahan mentalitas polisi saat berhadapan dengan warga negara kelas atas. Seperti biasa polisi akan kehilangan kewibawaan dan rasa percaya dirinya saat menangani pejabat yang korup atau pengusaha yang nakal. Saat ini polisi sudah kehilangan kepercayaan masyarakat bahkan telah dianggap sebagai musuh masyarakat. Protap ini pun bukanlah jawaban yang tepat sebagai upaya membenahi citra polisi di mata masyarakat. Karena Protap ini justru dinilai sebagai arogansi aparat Kepolisian oleh masyarakat yang trauma terhadap sepak terjang Kepolisian selama ini. Kepolisian sepertinya telah mengalami amnesia akut akan peran dan fungsinya di tengah masyarakat. Polisi lahir bersamaan dengan kebutuhan masyarakat, untuk menjamin keamanan, ketentraman, ketertiban dan kepatuhan atas etika serta norma-norma sosial yang disepakati. Nah, masalahnya Protap ini sangat diskriminatif, karena Protap ini bisa menjadi pembenaran untuk meredam sebuah aksi unjuk rasa meskipun tidak anarkis dan ini sama mengkerdilkan demokrasi. Akhirnya justru semakin mencoreng citra Kepolisian di mata masyarakat. Karena dalam masyarakat modern yang demokratis lebih dibutuhkan upaya yang persuasif dibandingkan tindakan yang mengarah represif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun