Islam adalah agama mayoritas di Indonesia tapi kita semua sebagai umat Islam tentu menyadari bahwa mayoritas secara kuantitas tersebut tidak menggambarkan mayoritas secara kualitas, entah mayoritas dalam ekonomi, politik dan sebagainya. Dengan kata lain umat Islam di Indonesia mayoritas dengan mentalitas minoritas. Apakah ini produk sejarah murni akibat penjajahan atau bahkan ini produk sebuah kesengajaan kelompok tertentu. Sepanjang sejarah republik ini memperkuat tesis diatas. Kita tentu ingat beberapa peristiwa yang merugikan umat Islam dan menurut perspektif barat dapat dikatakan sebagai pelanggaran HAM. Ada peristiwa Tanjung Priok 1984, peristiwa Lampung 1989, Ambon, Poso dan lain-lain. Sungguh ironis memang Islam yang mayoritas, memiliki kontribusi terbesar dalam membidani republik ini akan tetapi justru termarjinalkan. Negara yang seharusnya berterima kasih justru bersikap sebaliknya (Tanjung Priok 1989 dan lampung 1989) dan kelompok minoritas berulah layaknya kelompok mayoritas. Kegelisahan umat Islam sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah NKRI atas kondisi yang ada menimbulkan reaksi timbulnya kelompok paramiliter dikalangan umat Islam. Hari salah satu kelompok paramiliter Islam yang berlabel FPI (Front Pembela Islam) kerap menuai kecaman dari masyarakat bahkan sebagian umat Islam pun ada yang turut mengecam. Saya pikir kegelisahan dan keresahan yang timbul akibat adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa, kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan dan kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat Islam. Agak aneh memang jika ada umat Islam atau pun pihak lain yang mengecam dan menghujat FPI. Saya kira mereka orang-orang yang telah kehilangan sense of crisis dan menderita amnesia historis. Kecaman dan hujatan timbul akibat pemberitaan yang tidak berimbang dan seolah ada agenda setting yang bertujuan melemahkan umat islam. Menurut saya justru FPI lebih mencintai republik ini melebihi mencintai agamanya. Coba pikir akibat apa yang timbul jika perilaku bangsa kita telah kehilangan moralitasnya, kemaksiatan (NARKOBA, miras, prostitusi dan perjudian). Dengan menghujat dan mengecam FPI sesungguh kita telah berdiri dan ambil bagian pada barisan dan kelompok yang menginginkan republik ini berada dalam kekacauan. Kita semua tentu tidak ingin jika negara terlalu kuat (otoriter) dan juga tidak ingin negara terlalu lemah (anarki) kalau FPI dipandang anarkis artinya hari ini negara kurang tegas bersikap atau cenderung lemah. Dan apa yang dilakukan umat Islam telah benar, karena kejahatan yang terorganisir selalu dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Maju terus FPI! Amar ma'ruf nahi munkar. Yakin usaha sampai......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H