Mohon tunggu...
Fariz Maulana Akbar
Fariz Maulana Akbar Mohon Tunggu... -

Apakah dengan menjadi Islam saya langsung menjadi demokratis? dan apakah sebaliknya Anda yang demokrat otomatis menjadi Islam?

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

DPR Harus Ikut Prihatin

31 Agustus 2010   15:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah dengan gedung yang baru otomatis DPR dapat bekerja secara maksimal? Saya kira tidak. Jika ada kalangan yang berani menjamin gedung baru meningkat kinerja dan produktivitas anggota DPR saya kira itu hanya mengada-adakan proyek dan tender saja.  Seberapa banyak anggota DPR yang profesional? dalam hal ini mejadikan legislatif sebagai satu-satunya pekerjaan yang ia geluti.

Seperti diberitakan, sering kali sidang paripurna sepi. Sebagai forum teringgi, sidang paripurna sering kali diskors atau dipending karena tidak memenuhi kourum. Akibatnya, bahkam kadang-kadang keputusan terpaksa diambil dalam kondisi tidak memenuhi persyaratan.  Maka tidak heran jika fungsi legislasi dari DPR kita tidak produktif.

Logika sederhananya, menjadi anggota DPR atau wakil rakyat membuat seseorang sedemikian dihormati dan prestisius (strategis). Dengan embel-embelnya keDPRannya seseorang dapat memanfaatkan untuk kepentingan bisnis atau usaha. Karena hal ini pula mereka jarang aktif dalam persidangan di Senayan. Anehnya lagi DPR berencana membangun gedung baru dengan total biaya mencapai 1,6 Triliun, kalau tidak salah. Ini betutl-betul gila. Mereka harusnya menghemat keuangan negara tapi bagaimana meungkin? Saya tahu betul gaya hidup wakil rakyat di Jakarta. Tidak jarang anggota DPR keluar masuk hotel berbintag lima sekedar hanya untuk lobi-lobi dan konsolidasi. Penampilan ala Don pun harus dijaga juga, mobil mewah macam BMW, Mercedez atau minimal Land Cruiser second. Dan gaya berpakaiannya pun tak kalah mewah. Gaya hidup semacam ini memang mahal, belum lagi sumbangan ke partai, uang untuk mengamankan posisi, uang sumbangan buat adik-adik junior/mahasiswa atau pun untuk konstituen agar tetap setia memilih. Apa mau dikata, karena peluang terbuka lebar 'terpaksa' ngobyek sana-sini. Apa lagi posisi sebagai wakil rakyat yang terhormat, katanya. Mempermudah anggota DPR memperoleh relasi dan kepercayaan.

Seharusnya wakil rakyat terhormat dan bijaksana itu bisa memberi contoh yang baik sekaligus mengajarkan hidup prihartin kepada rakyat. Jangan hanya menghimbau rakyat prihatin dan berhemat karena TDL dinaikkan, subsidi dikurangi , pajak dinaikkan dan anggaran diperketat. Tetapi mereka kerjanya berfoya-foya dalam kemewahan bahkan minta fasilitas berupa gedung sidang yang baru dengan biaya pembangunan yang tidak murah. Menjalankan peran sebagai anggota DPR saja hanya sebatas kerja sambilan. Lha kok berani-raninya minta dibuatkan gedung baru baru. Semoga saja senior-senior yang ada di Senayan lekas sadar dan tobat. Kami tidak butuh sumbangan kakanda, kecuali hasil dari keringat yang halal. Yakin usaha sampai......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun