Mohon tunggu...
Fariz Maulana Akbar
Fariz Maulana Akbar Mohon Tunggu... -

Apakah dengan menjadi Islam saya langsung menjadi demokratis? dan apakah sebaliknya Anda yang demokrat otomatis menjadi Islam?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahmadiyah Konspirasi dan Rekayasa Musuh Islam

2 September 2010   13:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membela, mendukung atau mempertahankan suatu paham atau keyakinan tidak boleh asal-asalan, membebek dan mengekor. Membela suatu paham tanpa mengetahui asal-usulnya dari mana dan dari siapa yang membawanya, adalah suatu bentuk pendangkalan diatas pendalaman. Melihat dukungan yang diberikan orang-orang kepada jamaah Ahmadiyah saya pikir ini sebuah bentuk altruisme negatif. Mereka yang mendukung Ahmadiyah atau pun aliran sesat yang lain mudah sekali kita identifikasi. Ya, mereka ini orang-orang yang suka menggunakan standar ganda untuk kepentingan musuh-musuh Islam. Mereka berbicara demokrasi, HAM dan kebebasan untuk menghimpit umat Islam. Jika umat Islam meminta syariat Islam diterapkan mereka berada pada barisan penentang paling depan. Ironisnya tidak sedikit putra-putri Islam yang menjadi penentang Islam, lantaran hanya memperoleh beasisswa dari lembaga-lemabaga asing untuk belajar keluar negeri.

Kalau kita lakukan kilas balik dalam sejarah, cara-cara ini identik dengan pola Zionis pada masa revolusi Prancis dengan semboyan liberte, egalite & fratenite (kebebasan, persamaan dan persaudaraan). Berbicara kebebasan, khususnya kebebasan agama. Pada hari ini adalah kebebasan digunakan musuh-musuh Islam untuk melakukan apa saja demi kehancuran Islam. Bagaimana kita lihat Ahmadiyah dan sejumlah aliran sesat dibela mati-matian dengan dalih kebebasan beragama. Dan yang membuat saya prihatin, sebagian putra-putri Islam justru ikut serta melakukan pembelaan terhadap Ahmadiyah.

Layakkah Ahmadiyah Dibela?

Membela Ahmadiyah tanpa mengetahui latar belakang sejarahnya sekaligus biografi pendirinya adalah sebuah tindakan yang dangkal. Mirza Ghulam Ahmad yang disebut-sebut sebagai Nabi sekaligus pendiri Ahmadiyah adalah seorang kaki tangan penjajah kolonial Inggris di India. Ayahnya yang bernama Mirza Ghulam Murtaza pernah membantu Inggris dalam menundukkan perlawanan umat Islam dengan menyumbangkan 50 tentara berkuda. Sebelum menjadi gila karena mengaku Nabi, ia sempat bekerja sebagai jurus tulis pada pemerintahan kolonial Inggris. Dengan demikian kesetiaan Mirza junior dan Mirza senior kepada pemerintahan kolonial Inggris tidak perlu diragukan lagi. Ahmadiyah yang digagas Mirza Ghulam Ahmad sejak awal memang bertujuan untuk meredam semangat jihad muslim India terhadap pemerintahan kolonial Inggris. Jadi jangan tertipu dengan gaya Ahmdiyah yang nirkekerasan itu hanya kedok belaka. Lucunya, orang yang berkhianat kepada bangsa, agama, Nabi dan Tuhan-Nya kok malah dijadikan Nabi baru. Jelas-jelas Muhammad SAW adalah penutup para Nabi. Konspirasi dan rekayasa apa lagi dibalik semua ini? Untuk apa ragu, sudah betul itu pernyataan Suryadarma Ali untuk membubarkan Ahmadiyah. Ini dia Menteri Agama baru, baru Menteri Agama.

Saya akui saat ini memang banyak dan melimpah sumbangan dana atau bahkan bea siswa bagi LSM, mahasiswa dan tokoh masyarakat yang mau menjadi agen barat (Yahudi) dalam mengkerdilkan Islam. Tetapi yang saya salut, masih ada orang yang berani berkhianat atas bantuan dan imbalan yang sudah diterima, macam bang Munarman mantan ketua YLBHI yang sekarang aktif di FPI. Beranikah yang lain menyusul dan bertobat? Atau masih mau mengumpulkan dollar Amerika Serikat lebih banyak lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun