Mohon tunggu...
Fariz Nurwidya
Fariz Nurwidya Mohon Tunggu... -

Dokter lulusan FKUI tahun 2006. Sejak tahun 2009 sekolah spesialis paru di FKUI. Kemudian tahun 2010 dikirim ke Juntendo University dalam rangka pendidikan jenjang doktoral (Ph.D).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Silaturahim itu Barang Mewah, Mari Kita Rawat

11 Agustus 2013   06:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru perantau, sudah menjadi tradisi untuk silaturahim dengan keluarga besar di tempat lahir. Apapun aktivitas kita di tempat rantau, maka kerinduan akan bertemu dengan sanak famili terus bertambah dan bertambah setiap bulannya. Sepertinya kembali ke kampung halaman itu sudah tabiat dasar manusia. Bagi masyarakat Jepang, misalnya, mereka memiliki momentum untuk kembali ke kampung halaman ketika pergantian tahun. Bandara, stasiun kereta shinkansen, dan terminal-terminal bus dipenuhi warga Jepang yang ingin menghabiskan pergantian tahun dan menyambut awal tahun bersama keluarga di kampung halaman. Itulah masa-masa terpenting dalam setahun kehidupan mereka.

Kita sangat bersyukur kepada Allah bahwa Dia telah menurunkan tabiat menyambung tali persaudaraan kepada kita, secara khusus muslim Indonesia dan Malaysia. Kelihatannya kebiasaan silaturahim ini tidak terlalu muncul di masyarakat muslim Arab. Yang jelas, banyak sekali manfaat yang bisa dirasa ketika bersilaturahim.

Yang pertama adalah silaturahim itu ibadah di sisi Allah. Menjaga niat silaturahim ketika berangkat karena Allah, maka mudah-mudahan apapun yang terjadi sepanjang jalan membuahkan pahala buat kita. Kemacetan saat pergi, terlambat tiba di lokasi, yang dikunjungi ternyata tidak ada di rumah ketika kita tiba dan berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Namun ketika niat sudah benar maka insya Allah pahala sudah di-secure di sisi Allah. Benarlah ajaran agama kita, “Niat muslim itu lebih baik dari amalnya”.

Kedua, berinteraksi dengan saudara dan teman-teman itu menambah kesehatan jiwa. Bersosialisasi dengan kerabat itu juga memperkuat rasa cinta dan persaudaraan. Dalam percakapan, bisa saja saja kita menemukan semangat dan inspirasi baru dari orang-orang lain yang bisa kita terapkan untuk pengembangan diri kita dan keluarga. Terutama kalau kita berinteraksi dengan orang-orang yang lebih shaleh atau berilmu dari kita. Jadi dalam sekali kunjungan, kita bisa mendapat pahala bersilaturahim sekaligus meneguk manfaat besar dari mendapat pengalaman berharga orang lain. Kalau kita berbahagia atas pencapaian-pencapaian dari saudara, kerabat dan teman lain, terutama soal pendidikan, hafalan Quran anak-anak mereka, dan lain-lain, maka itu akan menambah semangat kita untuk memperkuat dan menata kembali program-program pribadi dan keluarga. Kita juga hadir ke tengah-tengah mereka untuk berbagi semangat dengan pencapaian yang kita raih atas izin Allah dan doa kerabat-kerabat tersebut.

Selamat bersilaturahim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun