Kepemimpinan di Indonesia
Pemimpin yang Menginspirasi
Azarine Kamila 003 Siti Nurafida 014 Fariyatul Aini 016 Mahardika Anugrah 084
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki sesesorang untuk dapat mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan kelompok tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan ini merefleksikan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi yang diharapkan oleh pemimpin dan yang dipimpin. Seorang pemimpin yang mampu menciptakan tingkat keterlibatan dan komitmen yang tinggi pada seluruh karyawannya adalah yang dapat menginspirasi karyawannya. Ini menjadi faktor kontras antara pemimpin yang paling efektif dan yang paling tidak efektif di organisasi .Â
Selain itu, mereka yang menginspirasi orang lain juga pintar dalam upaya mereka untuk menciptakan ikatan emosional dengan anggotanya. Sebagai contoh misalnya , mereka cukup mahir dalam menjelaskan misi yang jelas. Hal ini membuat anggota lebih seperti memiliki harapan yang jelas ketika visi dan misi mereka diuraikan oleh pemimpin mereka dengan cara yang lembut dan penuh pengertian .Â
Pemimpin seperti ini memiliki keterampilan komunikasi yang sangat baik , sehingga mereka tidak perlu membuang waktu untuk memberi karyawan banyak waktu untuk berkomunikasi satu sama lain .Â
Selain itu, mereka yang menginspirasi orang lain sering mengadakan pertemuan dengan anggotanya. Mereka akan mengumpulkan anggota dan bicara dengan semua anggota tim untuk memberikan dorongan dan kata - kata motivasi agar setiap karyawan menjadi lebih berani dalam menghadapi tantangan apa pun yang mungkin timbul di tempat kerja . Ada juga Juga yang menyediakan waktu lebih mereka untuk membantu mereka di dalam organisasi tersebut yang sedang mengalami kesulitan.
Gaya kepemimpinan dalam organisasi juga memegang peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan sering dikaitkan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu, sifat kepemimpinan tidak selamanya dimiliki oleh seorang "pemimpin". Orang yang tidak memiliki jabatan saja bisa memiliki sifat kepemimpinan yang baik.
Franklyn (1951) dalam Onong Effendy (1993: 200) mengemukakan ada tiga gaya pokok kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otokratis, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan yang bebas.
a.Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum.
Indikator dari gaya kepemimpinan otokratis: Sentralisasi wewenang, produktivitas kerja, manajemen setiap keputusannya dianggap sah, dan pengikut -- pengikutnya wajib menerima perintah tanpa pertanyaan. Â
b.Kepemimpinan demokratis adalah  gaya kepemimpinan yang memiliki karakteristik menganggap bawahan sebagai makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahan, selalu berusaha menjadikan bawahannya sukses dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai pemimpin. Â