Mohon tunggu...
Farisul Islam
Farisul Islam Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Moral yang Perlu Dipertanyakan dalam Gen Z Saat Ini

20 Desember 2023   13:42 Diperbarui: 20 Desember 2023   13:56 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah perdaban selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman hingga sekarang ini. Baik itu dari segi teknologi, transportasi, bahkan sampai kepada peralatan rumah tangga dan masih banyak lagi. Disisi lain dari berkembangnya sebuah zaman memunculkan sebuah generasi masing - masing. Mulai dari kelahiran tahun 90'an yang dikenal dengan era millenial sampai dengan kelahiran tahun 2000'an yang dikenal dengan Gen Z yang menuai banyak pertanyaan. Terutama dalam segi moral yang terdapat dalam diri Gen Z. Perubahan yang terjadi begitu besar sehingga memiliki pengaruh yang besar pula. Jika di Era Millenial dimulainya sebuah perkembangan teknologi, di Gen Z saat ini teknologi lebih canggih lagi dan lebih matang jika dibandingkan dengan Era Millenial.

Tidak dipungkiri dibalik itu semua memiliki sebuah kesan yang memprihatinkan dalam Gen Z saat ini. Karena sebuah tradisi lama yang harusnya tetap melekat kini sudah mulai terlihat menghilang. Terutama dalam moral dalam diri seseorang. Sehingga ada beberapa sebuah pendapat yang muncul serta men-cap bahwa di era Gen Z ini memiliki krisis moral yang begitu memprihatinkan. Tidak hanya itu saja, selain terjadi sebuah krisis moral di era Gen Z ini juga terjadi sebuah dekadensi moral yang perlu diperhatikan. Itulah yang membuat pandangan umum melihat Gen Z ini perlu yang adanya sebuah pendidikan karakter agar sebuah moral dalam diri seseorang tidak menghilang.

Saya pun menjadi seorang penulis juga sangat prihatin dengan moral dalam diri era Gen Z ini. Karena sebuah sopan santun tidak lagi ditanamkan dan terlalu bergantung kepada orang tuanya sehingga membuat kepribadiannya sulit untuk mandiri. Berbeda di Era Millenial yang selalu dibentuk karakternya sejak dini. Sehingga memiliki mental tahan banting dalam setiap keadaan apapun. Berbeda di era Gen Z saat ini yang jika mengalami benturan keras dalam keadaan yang dialaminya maka dia akan mudah putus asa meskipun tidak semua anak Gen Z seperti itu. Dan sifat mudah putus asa di Era millenia juga ada namun tidak begitu marak seperti sekarang ini.

Jika sebuah sopan santun hilang dalam diri seseorang maka dia sulit untuk menghormati seseorang dan ini sudah terjadi. Ini saya alami sendiri disaat saya sedang bekerja sampingan menunggu sebuah mainan anak - anak kecil. Terutama motor trail mini yang itu bisa menjangkau dikalangan anak kecil hingga dewasa. Banyak anak di era Gen Z saat ini tidak mau bilang "Pak mau naik trail yang ini" atau "Mas mau naik trail warna merah" misalnya. Tapi yang terjadi hanya diam dan menunjukk pakai tangan. Apakah itu pantas disebut dengan sopan santun? Saya pun menggelengkan kepala setelah melihat kejadian itu. Seperti anak bisu tetapi sebenarnya bisa berbicara. Dan hal itu sungguh memprihatinkan pada anak zaman sekarang ini. Apakah hal ini perlu dibudidayakan? Bukannya harus dihilangkan kebiasaan seperti ini. Karena jika seperti itu terus akan terbawa hingga dia dewasa nanti.

Tidak hanya itu saja, namun dekadensi moral pun juga sering terjadi di era Gen Z saat ini. Memang teknologi semakin maju tapi secara tidak sadar di era sekarang kemunduran moral justru terjadi. Anak yang tidak memiliki keberanian dalam berbicara, anak yang tidak memiliki sopan santun, serta mulai menghilangnya sebuah rasa menghormati kepada orang yang usianya lebih tua kini kian menghilang. Itulah kenapa perlu adanya pendidikan karakter yang begitu kuat agar tidak hilang sebuah tradisi sopan santun bahkan slogan 5S yang ada dalam diri manusia.

Disisi lain ini juga disebabkan sebuah pergaulan bebas yang kian merajala. Sehingga anak tidak bisa mengontrol sebuah budaya baru yang muncul dan hanya ikut - ikutan tanpa mengerti apa maksud dari yang dilakukannya itu. Itulah yang menyebabkan dekadensi moral di era Gen Z saat ini. Sehingga perlu adanya sebuah pengontrolan diri anak dari orang tua dan seringnya sebuah perhatian dari orang tua. Itulah kenapa peran orang tua di era Gen Z saat ini perlu sekali dibutuhkan. Karena pendidikan utama dan pertama berada di lingkungan keluarga. Sehingga peran orang tua sungguh diperlukan. Karena, sekarang ini banyak anak yang lepas kendali saat berada di sekolahan. Sehigga membuat para guru kerepotan dalam menangani itu semua. Karena anak Gen Z sekarang tidak takut dengan gurunya bahkan berani baku hantam dengan gurunya. Sungguh memprihatinkan sekali moral di era Gen Z saat ini. Itulah kenapa moral di era Gen Z ini sungguh dipertanyakan.

Tidak hanya itu, namun era Gen Z ini juga di kenal dengan anak manja. Karena memiliki rasa takut berlebihan dan rasa yang apapun itu dilakukan secara instan. Sehingga sebuah keberanian sulit untuk muncul dalam diri seorang anak. Banyak anak yang tidak mau melakukan hal yang susah dan cenderung melakukan hal yang dianggapnya mudah dan instan. Disisi lain lebih membentuk kecenderungan yang lebih parah dari introvert. Karena lebih takut untuk berinteraksi dengan sesama manusia yang membuatnya lebih suka mengurung diri didalam kamar. Sehingga membuat dirinya sulit untuk memiliki jiwa sosialitas terhadap sekitar.

Jadi, mari saling mendukung pendidikan karakter di era sekarang ini baik itu di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. Orang tua dan guru harus berkolaborasi agar karakter dalam diri seorang anak tidak menurun sehingga moral yang baik akan tetap melekat dalam diri seorang anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun