Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Surat Terbuka untuk M. Nuh - Former Minister of Education Affairs

21 November 2015   12:41 Diperbarui: 21 November 2015   12:41 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Surat terbuka untuk M. NUH - Former Minister of Education Affairs

Cc: ANIES BASWEDAN Anies Baswedan

M Nuh dan Kurikulum Pendidikan 2013

Oh Pak Nuh.. begitu elok nian nama yang Ayah dan Umi anda berikan pada anda. Sebuah nama yg terinspirasi dari nabi Allah. Begitu mulia dan akbar. Sy memuji segala ketakwaan yang bapak tampilkan di hadapan publik pada saat masa jabatan bpk sbagai menteri. Namun rasa sakit ibu saya (seorang guru bahasa inggris di SD) dan saya saat ini tidak tertahan untuk diungkapkan ke publik. Mohon maaf jika saya terlalu lancang dan kurang sopan.

Ibu saya adalah guru SD di kota Cirebon. Menjadi ibu dari ratusan anak anak yang bersemangat mempelajari bahasa. Termasuk saya di awal2 karirnya yg beruntung sempat dididik langsung oleh beliau di lingkungan formal. Mengabdi lebih dari 20 tahun mengenalkan anak2 bangsa untuk bersiap menghadapi persaingan global. Mengajarkan anak bangsa bahwa ada bahasa lain yg perlu dikuasai untuk menjadi orang yg berkompetensi kelak. Ya.. bahasa inggris. Bahwa terlahir menjadi pengajar adalah takdir ibu saya, namun mengambil keputusan utk mengajar bahasa inggris adalah sebuah keinginan. Dari dalam hati beliau menyadari bahwa anak bangsa ini perlu memperkaya dirinya akan bahasa lain diluar kemampuan alamiahnya.

Hingga akhirnya negara api menyerang.. bapak dg gagah perkasa menghapuskan mata ajar bahasa inggris di SD di kurikulum yg bapak keluarkan , kurikulum 2013. Saya kecewa ketika bapak tidak cukup bersemangat untuk turun ke lapangan melihat langsung dampak apa yg terjadi dari kebijakan bpk. Tapi bpk malah merasa seperti pahlawan padahal bpk adalah mimpi buruk bagi ribuan guru bahasa inggris. Atau bpk memang tidak paham ? Pak, saya kasih tau.. akibat bpk hapus bahasa inggris.. ibu saya tidak mendapat HAK sertifikasinya. Haknya sebagai pengajar dihapus. Namun apa bpk tau sampai saat ini ibu saya tetap mengajar ? Dari semenjak bpk terbitkan kebijakan itu, bahasa inggris prakteknya tetap ada dan ibu sy rela mengajar meskipun tercatat dalam sistem d kementerian yg bpk buat 0. Jumlah mengajar ibu saya 0. Ya. 0 besar. Bapak tau ? Akibatnya ibu saya tidak tercatat mengajar 1 detik pun !
Kebijakan yg bapak ambil tidak berdampak apa2 kecuali hanya mengambil hak sertifikasi guru bahasa inggris itu di sekolah dasar. Wallahualam. Semoga bpk dilindungi Allah.

Pak, sejujurnya ingin sekali saya mendengar langsung dr bpk apa maksud dihapuskannya bahasa inggris di SD. Padahal bapak sering kali elok mengatakan bahwa penyakit manusia adalah kebodohan dan keterbelakangan peradaban. Lalu dalil apa yg bapak pakai utk menghapus bhs. Inggris. Kenapa bpk begitu teganya mengambil hak (sertifikasi) ibu dan ribuan guru bahasa inggris SD lainnya ? Tenaga ahli seperti apa yg bapak pakai selama ini ? Kebijakan bapak terlalu prematur ( Jangan lepas tangan ya pak.. malu sudah besar.. hehe. )

Dan lucunya, beasiswa dari kementerian bapak dan kementerian lain atau CPNS sekalipun masih menggunakan ujian bahasa inggris sebagai prasyarat. Bahkan beasiswa LPDP dari kelembagaan negara masih mencantumkan TOEFL sbg prasyarat. Apakah bpk tidak mensinergikan kebijakan kementerian bpk dg kementerian lain ? Atau bpk masih sadar sebenarnya bahasa inggris masih penting tapi malu2 ? Ya Allah. Lindungilah org2 ini.

Saya menulis ini mewakili guru bahasa inggris SD d Indonesia. Sekaligus mempertanyakan kemana larinya dana sertifikasi guru bahasa inggris SD pada zaman mu ?

Bahwa masih banyak sekali permasalahan di negeri ini. Alangkah lebih baik untuk tdk berulang menciptakan masalah2 baru dg cara sembrono. (Sekaligus mengingatkan kepada Pak Anies)

Sekali lg saya ingatkan bahwa kami berhak menuntut atas hasil dari pajak2 yg kami bayarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun