Kabupaten Subang adalah kabupaten yang minim akan sejarah dan budaya, tetapi ternyata pernyataan itu salah lohh. Banyak sekali peninggalan peninggalan sejarah dan budaya yang ditemukan di Kabupaten Subang setelah itu dikkumpulkan dalam satu museum yaitu Museum Wisma Karya Subang.
Mungkin banyak yang mengira bahwa Museum Wisma Karya Subang terletak di pusat kota Kabupaten Subang, lebih tepatnya di Sebelah barat Alun Alun Subang dan sebelah Selatan Pasar Pujasera. Letaknya yang strategis disertai bangunan yang sangat nyentrik karena mempunyai arsitektur kolonial membuat para wisatawan tertarik dengan museum tersebut.
Sebelum menjadi Museum, Wisma Karya adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat hiburan para pejabat Perkebunan PT. Land yang diberi nama Societeit pada saat itu. Setelah perkembangan zaman, bangunan tersebut mengalami perubahan fungsi hingga akhirnya menjadi Museum.
Museum tersebut diresmikan oleh Bupati Subang H. Rohimat pada tahun 2003 dan dikelola oleh Dinas Budaya, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Subang dan UPTD Museum Kabupaten Subang, Tetapi Museum tersebut belum berjalan dengan baik.
Pada masa pemerintahan H. Ruhimat, Museum tersebut di revitalisasi dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Budaya Kabupaten Subang. Meskipun sempat tertunda karena perkembangan Covid-19, tetapi pada tahun 2022 akhirnya Wisma Karya Subang diluncurkan dan diresmikan oleh Bupati Subang, H. Ruhimat menjadi pusat pembelajaran budaya dan sejarah Kabupaten Subang.
Setelah di renovasi, bangunan Museum Wisma Karya terlihat menawan karena memiliki taman air mancur yang sangat cantik sehingga membuat nyaman pengunjung serta bisa dipakai untuk foto foto ala aesthetic.
Didalam Museum ini banyak sekali koleksi peninggalan zaman dahulu dari mulai kebudayaan, keagamaan, sejarah Kabupaten Subang. Tetapi pengunjung tidak akan bosan dengan koleksi peninggalan zaman dahulu, karena dibuat dengan kesan modern menggunakan teknologi yang sudah berkembang.
Museum ini buka setiap hari dari pukul 08.00 sampai 15.30 WIB, serta masuknya  tidak dipungut biaya sepeserpun, karena museum ini dibuat untuk pembelajaran khususnya untuk anak anak sekolah agar mengetahui sejarah sejarah Kabupaten Subang, juga agar para siswa tidak hanya belajar di dalam kelas tetapi bisa juga kunjungan belajar ke Museum Wisma Karya ini.
Ketika masuk ke dalam museum, pengunjung disambut oleh petugas untuk mengisi daftar kunjungan. Museum Wisma Karya Subang ini memiliki beberapa hall yang berbeda beda tema setiap hall nya. Masuk ke ruangan yang pertama bertema manusia manusia dan hewan hewan zaman purba seperti Fosil manusia purba dan Fosil hewan purba yang ditemukan di Subang. Yang menarik perhatian di hall ini adalah terdapat Fosil Gajah Raksasa, selain itu pengunjung bisa mempelajari kerangka fosil ini dari teknologi digital yang tersedia disana.
Setelah masuk ke ruangan berikutnya, pengunjung dapat mempelajari sejarah perkembangan Kabupaten Subang dari masa kerajaan, kolonial, hingga zaman sekarang. Di sana ada patung yang ikonik yaitu patung seorang tokoh Belanda yang berpengaruh di Kabupaten Subang, yaitu Petter William Hofland. Beliau adalah saudagar yang kaya raya di daerah subang pada masa penjajahan Belanda. Tetapi beliau tidak seperti tokoh tokoh Belanda lainnya yang dikenal bengis, beliau justru banyak membantu perekonomian masyarakat Subang dengan membangun banyak infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat Subang dalam memajukan perekonomian.
Selain itu, pada perkembangan agama di Subang, terdapat tokoh agama yang menyebarkan Islam di Kabupaten Subang yaitu, Raden Arya Wangsa Goparana. Beliau diabadikan di Museum Wisma Karya Subang sebagai bukti sejarah perkembangan agama Islam di Kabupaten Subang.