Mohon tunggu...
Faris Abdurrahim
Faris Abdurrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer

:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teror Si Penghancur Persatuan

8 April 2021   12:29 Diperbarui: 8 April 2021   12:47 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Pertikaian yang terjadi pada umat manusia telah ada sejak zaman para manusia pertama di bumi, pertikaian antara dua anak Adam, Habil dan Qabil. Persilisihan adalah hal yang dimaklumi oleh Allah SWT terhadap hambanya, maka dari itulah Allah SWT memerintahkan keduanya untuk bersaing dalam persembahan untuk menyelesaikan perselisihan diantara keduanya. Sebagaimana yang kita ketahui,  pesembahan yang diterima ialah milik Habil yang menyerahkan persembahan terabaiknya. Dengan ditentukan siapa pemenang nya maka permasalahan yang terjadi diantara keduanya pun dianggap telah tuntas dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Akan tetapi penolakan Qabil atas keputusan yang dibuat membuatnya menumpahkan darah Habil, saudaranya sendiri.

                Disamping peran syaiton dalam menyesatkan Qabil unruk membunuh, kekerasan yang dilakuakan Qabil terhadap saudaranya sama sekali tak membuahkan apapun dan malah menciptakan kesengsaraan dan masalah baru baginya. Ini adalah contoh manusia yang menganggap kekarasan dan pembunuhan adalah penyelasaian yang  baginya merupakan keputusan tepat. Dan orang orang dengan kerendahan berpikir seperti itu muncul hingga saat ini.

                Di tanah air ibu pertiwi kita belakangan ini telah terjadi kejadian memilukan yang menggeparkan seantaro negeri. Bom bunuh diri di gereja dan penembakan di mabes polri bukanlah kejadian teror yang dialami bangsa kita, luka luka lama seperti bom Thamrin, pengeboman Kampung Malaysia, aksi teror yang di galang ISIS, dan banyak lainnya. kejadian yang belakangan ini terjadi  mengakibatkan luka baru yang membuat pertegangan di negeri yang seharusnya menyunjung tinggi kebersamaan dan persatuan ini. Tak hanya memecah persatuan di dalam negeri, aksi terorisme ini juga dapat memanaskan peselisihan dalam konflik agama dunia. Penyerangan terhadap agama tertentu tentu sangat ditentang oleh dunia, sehingga kejadian ini dapat memunculkan masalah pada tingkat internasional.

                Perlu diingat kembali bahwa salah satu peperangan panjang yang memakan waktu berabad abad dan korban beribu ribu, perang salib yang diawali oleh propaganda paus untuk memerangi negeri islam yang berkepanjangan dari abad 10 hingga abad 19, yang tentu di dalma perang tersebut tak sedikit jumlah manusia yang di korbankan untuk menyelasaikan perselisihan tersebut.

                Sejarah talah membuktikan bahwa kekerasana bukan lah solusi tepat dalam menyelasaikan persilisihan, kekerasan hanya menimbulkan teror dan rasa cemas terhadap pelaku penyerangan, yang dimana menciptakan konsep pimikiran bahwa pelaku dari aksi teror tersebut adalah subtansi yang dimiliki sang pelaku. Padahal kebanyakan dari aksi terorosme merupakan aksi tunggal yang berasal dari diri sang pelaku. Darimanakah semua masalah ini bersumber? apakah keran majemuk nya bangsa kita? Atau karena bangsa kita tersiri dari berbagai macam suku bangsa? Di sini kita akan mencari solusi agar bagaimana di masa yang akan datang, aksi teror dan kekerasan yang ita ketahui merupkan kejadian yang sama sekali tak mendatangkan kebaikan, dapat di hindari di masa yang akan datang. Tentu tak ada yang mengiginkan kejadian memilukan ini terjadi untuk seterus nya.

                Pancasila merupakan ideolagi sempurna untuk rakyat Indonesia, dimana apabila semua nilai nilai yang terkandung di dalam nya dapat dipahami dan diamalkan dengan baik dan benar, maka dapat dipastikan kedamaian, persatuan dan kesatuan dapat tercipata dan terealisasi di negeri kita ini. Maka salah satu tugas dari pemerintah dan satuan pendidikan untuk menanamkan pada rakyat dan murid nya nilai nilai yang terkandung  di dalam Pancasila.

                Lalu bagaimana dengan ajaran islam yang kita sebagai kaum mayoritas d bangsa ini? Apakah akan kita tinggalkan dan beralih ke ideologi Pancasila? Tentu saja hal tersebut tak diperlukan . Karen pada dasarnya ajaran yang diajarkan dalam agama islam dan nilai yag terkandung dalam Pancasila selaras dan berjalan lurus bersama. Tak ada pertentangan di antara keduanya. Namun masih banyak orang yang tak mengakuinya, hal itu dikarenakan pengetahuannya mengenai agama islam masih belum matang dan paham beul akan ajaran di dalam nya. Misalkan dalam kasus terorisme yang selama ini mereka gaungkan sebagai gerakan jihad, Allah SWT dalam firmannya dalam Al-Quran dan sunnah yang di sampaikan oleh Nabi kita memang memerintahkan ummat nya untuk memerangi umat kafir. Namun apbila dipahami betul apa makna dari perintah dan suruhan bagi ummatnya untuk memerangi kaum kafir, dapat ditarik pemahaman bahwa memerangi ummat kafir tak hanya dengan menggunakan pedang dan kekrasan yang dapat menumpahkan darah. Namun dapat juga dengan bersaing dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan atau bersaing dalam pasaran yang dapat meguatkan perekonomian ummat, dan masih banyak bentuk lainnya. Cara ini sudah ditunjukkan ulama pendahulu kita pada masa kejayaan islam, dimana negeri islam juga dihuni oleh kaum kafir.

                Adapun jihad dengan menggunakan senjata telah dengan sangat jelas dijelaskan dalam kitab Fiqh, bahwa sanya jihad bersenjata dapat dilakukan dengan bebrapa syarat yang harus dipenuhi sebelum dihalalkan untuk meneumpahkan darah mereka. Dan sayarat syarat tersebut tak akan bisa dipenuhi di negeri kita ini. Sehingga aksi teror yang mereka anggap sebagai jihad fi sabi lilah sama sekali tak bernilai sebagai jihad si sisi Allah SWT, melainkan hanya dinilai sebgi tindakan zalim kepada sesama makhluk yang diharamkan dalam ajaran agama islam.

                Dalam setiap masalah, tindakan preventif merupakan aksi yang dapat meminimalisir dampak dari sebuah kerugian. Maka untuk kasus teror ini, tindakan preventif yang dapat dilakukan ada dua macam, yang pertama menanamkan dan mendisik rakyat dengan pehaman yang tepat dan benar mengenai konsep kehidupan bernegara dan beragama yang tepat. Dan tindakan kedua ialah dengan mencegah masuknya pengaruh dan peikiran negatif yang berasal dari luar yang menginginkan kehancuran bangsa kita

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun