Mohon tunggu...
Faris Gibran
Faris Gibran Mohon Tunggu... -

I'm studying, beating drums, shooting ball, living life.. :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Film "My Name is Khan"

6 Januari 2011   10:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:54 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

My Name is khan adalah sebuah film yang mengangkat kisah seorang muslim India yang tinggal di Amerika Serikat. Dimana kultur yang berbeda serta peristiwa – peristiwa rasis lainnya mewarnai kehidupannya di Amerika Serikat.  Kisah ini berawal dari Rizvan Khan, seorang warga India yang beragama Islam. Dia adalah seorang pemuda yang menderita kelainan, yang bisa dikatakan agak terbelakang mental. Sebelumnya ia hidup dengan damai di India. Hingga pada suatu saat, ketika ibunya meninggal dunia, ia memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat mengikuti jejak adiknya yang telah terlebih dahulu sukses disana. Akhirnya disana ia bekerja sebagai sales membantu adiknya. Awalnya hidupnya baik – baik saja, hingga ia bertemu dengan wanita yang membuatnya jatuh hati. Ia bertemu dengan Mandheera yang berhasil merebut hatinya. Dan agama yang berbeda bahkan tidak menghalangi mereka untuk bersama. Karena Mandheera adalah seorang penganut Hindu. Dan ia seorang janda yang memiliki seorang anak yang bernama Sameer.

Awalnya mereka hidup bahagia, layaknya sebuah keluarga.  Hingga akhirnya, peristiwa Black September yang menggemparkan Amerika Serikat, hingga dunia internasional, memiliki imbas yang fatal bagi hidup mereka. 9 September, dimana terjadi serangan terorisme di gedung World Trade Center (WTC), membawa pengaruh besar bagi hidup keluarga kecll ini. Sejak saat itu, masyarakat dunia memiliki pandangan yang berbeda pada pemeluk agama Islam. Tidak terkecuali pada keluarga Khan ini. Masalah demi masalah timbul dan menyulitkan keluarga ini. Dimulai dari dipecatnya Mandheera dari pekerjaannya karena ia memiliki suami seorang muslim, hingga meninggalnya Sameer karena dianiaya oleh teman- temannya. Dari peristiwa ini, Mandheera sangat shock dan akhirnya mengusir Rizvan, karena ia pikir bahwa kehilangan pekerjaanya, hingga meninggalnya Sameer adalah karena Rizvan. Akhirnya Rizvan pergi berkelana sendirian untuk membersihkan namanya dihadapan dunia dengan mendatangi Presiden Amerika Serikat.

Banyak ideologi yang diangkat dalam film ini. Salah satunya yang bisa kita lihat adalah dimana di dalam film ini, golongan Islam terbagi – bagi. Rizvan digambarkan sebagai penganut Islam yang moderat dan terbuka. Dimana tidak membeda- bedakan agama lain. Dan bahkan menikah dengan wanita yang beragama Hindu. Tetapi dalam film ini juga diperlihatkan bahwa ada golongan Islam yang tidak bisa menerima perbedaan. Yang memilki pandangan bahwa selain Islam adalah musuh.

Kejadian Black September sangat mempengaruhi alur cerita dari film ini. Dimana hidup dari Khan yang semula tentram dan tanpa masalah berarti, berubah 180 derajat sejak kejadian Black September. Pasca kejadian itu, citra Islam yang tercoreng, ikut merusak hidup Khan yang juga seorang Muslim. Disini seakan – akan diperlihatkan bahwa masyarakat masih kaku dalam menghadapi isu – isu seperti ini. Karena selalu mengaitkan apapun yang berhubungan dengan Islam sebagai teroris. Padahal tidak semuanya seperti itu.

Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa dalam film ini Islam dicitrakan sebagai teroris. Dimana digambarkan bahwa Islam penuh dengan kekerasan dan penghancuran. Dan seakan – akan tindakan dari segelintir orang Islam tersebut mencitrakan seluruh orang Islam yang ada di dunia. Sehingga orang – orang Islam yang belum tentu memiliki pandangan yang sama dengan mereka pun dianggap sebagai teroris.

Hingga akhirnya dalam film ini, Khan sebagai tokoh sentral berusaha untuk membersihkan namanya. Cara yang diambil melalui cara yang sangat dramatis. Dimana Khan berusaha menemui Presiden Amerika Serikat untuk membersihkan namanya. Dan ini sedikit mencitrakan secara keseluruhan bagaimana konflik Islam dan Barat diselesaikan dalam film ini. Dimana Khan dari pihak Islam berusaha untuk membersihkan namanya dan membuka pikiran orang – orang “Barat” untuk membedakan antara Islam teroris dan Islam yang bukan teroris. Karena tidak semua orang Islam itu teroris. Itu adalah pikiran yang sangat dangkal.

Secara kesesluruhan, film ini memperlihatkan kita pada realita bahwa masih banyak orang – orang didunia ini yang mempunyai pikiran seperti ini. Dangkal dan menilai seseorang hanya berdasarkan identitas yang dimilikinya tanpa mau tahu apa yang sebenarnya. Hubungan yang baik pun bisa rusak hanya karena hal yang dibuat oleh orang lain yang hanya kita tahu sama secara identitas keagamaannya saja. Masih sering terjadi dalam kehidupan kita, orang – orang yang didiskriminasi hanya karena agamanya yang dianggap salah. Padahal belum tentu semuanya seperti itu. Semakin lama, masyarakat harus semakin pintar dalam menghadapi isu – isu yang sedang berkembang saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun