Remaja adalah kelompok usia berumur 11-24 tahun, pada masa remaja manusia tidak dapat disebut anak-anak namun belum bisa juga disebut dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dalam masa peralihan ini kebutuhan mereka bisa terbilang cukup unik. Masa remaja adalah masa yang rentan pencarian jati diri. Oleh karena itu, kerap kali kondisi tersebut mengakibatkan permasalahan seperti stres sosial, isolasi, atau penyalah gunaan zat. Peran orang tua menjadi sangat penting untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi, namun orang tua juga harus mengetahui bagaimana caranya mereka mengoptimalkan peran mereka.
Membangun hubungan dengan anak yang berada di masa remaja adalah atu modal penting bagi kesejahteraan mentalnya secara pembelajaran sosial dan emosional mereka. Saat mencintai seseorang, kita pun ingin mengetahui lebih jauh tentang orang itu, pemikiran, dan perasaannya. Seiring bertumbuh besarnya anak cara orang tua menunjukan kasih sayang dan rasa hormatnya pun akan berbeda terhdap sang remaja yang tengah menuju dewasa, salah satu cara yang paling efektif adalah dengan komunikasi.
Dilansir dari unicef.org ada beberapa cara untuk kita mengoptimalisasikan peran kita sebagai orang tua untuk anak yang berada di masa remaja.
Membangun Hubungan
- Tunjukan perhatian kepada hal-hal yang dianggap penting oleh anak untuk memperlihatkan kepedulian orang tua.
- Ceritakan tentang diri sendiri sebagai orang tua, cari cara untuk membuat koneksi dan menemukan kesamaan minat.
- Minta pendapat, pandangan, dan pemikiran anak orang tua dapat memahami perasaan mereka.
- Lanjutkan komunikasi yang telah dimiliki orang tua ketika usia anak lebih muda, komunikasi adalah elemen penting yang terjadi mulai dari anak berusia bayi hingga dewasa kelak, dan jika orang tua sejak awal memiliki komunikasi yang baik dengan anaknya, sering bertukar cerita tentang perasaan dan pemikiran, sangat mungkin hal ini bertahan saat anak melalui masa remaja.
Menjadi Pendengar Aktif
Menjadi pendengar yang aktif untuk anak sangat penting ketika sedang berinteraksi. Pendengar yang aktif berarti mendengar dengan secara sungguh-sungguh, peduli, tidak menghakimi, dan empatik termasuk (dan khusunya) saat tidak sepakat dengan pandangan teman bicara. Mungkin terkadang orang tua merasa pendapatnya lebih baik atau benar dibandingkan pendapat anaknya karena merasa lebih berpengalaman, namun pandangan anak juga harus bisa orang tua hormati dan hargai. Dengan begitu, anak akan lebih menghargai pendapt yang diberikan oleh orang tuanya.
Menjadi pendengar yang aktif untuk anak akan lebih membuat anak kita lebih merasa didengar dan diperhatikan, tidak merasa sendiri, dan lebih tenang secara emosional. Begitu juga sebaliknya jika orang tua tidak menjadi pendengar yang baik bisa jadi anak akan merasa perasaannya diremehkan dan mengakibatkan anaknya dapat bersikap defensif, frustasi atau kesepian.
Tunjukan perhatian dengan bahasa tubuh dengan melakukan kontak mata, mengangguk atau memperlihatkan raut muka serius atau senyum ramah adalah tanda-tanda sederhana yang menunjukan orang tua memberikan perhatiannya. Gunakan bahas ubuh yang natural dan tanda-tanda yang lain yang menunjukan orang tua memberikan perhatian penuh, tertarik, menyimak, dan peduli. Tanpa kata-kata, orang tua dapat menyampaikan ia mendengar dan bahwa informasi dari anak remajanya bernilai.
Ungkapan apresiasi dan afirmasi, memberikan pujian yang spesifik dapat membantu membangun kepercayaan dan keyakinan diri untuk anak dan juga mendorong untuk mempertahankan perilakunya. Apabila anak bercerita tentang apa yang dialaminya atau jika mereka sedang stres, orang tua dapat menjawab “Terima kasih telah bercerita tentang perasaanmu”.
Tidak mudah bagi anak untuk menceritakan mengenai semua keresahan dan hal-hal yang membuatnya stres dan kadang orang tua juga tidak tahu cara menanggapi cerita anaknya. Dalam hal ini, orang tua hanya perlu menjelaskan bahwa apapun yang dialami anaknya mereka akan ada selalu di sampingnya, siap diajak bicara dan mendengar kapan saja. Jika anak tidak mau bercerita tidak perlu memaksakannya untuk bercerita.
Berkomunikasi tidak selalu berbagi hal yang tidak mengenakan atau hal-hal yang sulit atau perasaan yang tidak enak. Berbagi hal-hal yang menyenangkan pun penting juga, seperti peristiwa yang positif, cerita lucu agar keluarga dapat tertawa bersama, dan menunjukan kasih sayang dengan cara yang nyaman bagi remaja. Bersenang-senang dan tertawa bersama adalah cara yang indah untuk menciptakan hati yang selalu bahagia bersama keluarga dan ikatan yang kuat antara satu sama lain.