Mohon tunggu...
Faris Dwi Ristian
Faris Dwi Ristian Mohon Tunggu... Guru - Sebagai pendidik disalah satu sekolah negeri yang ada di Jawa Timur

Jangan menyerah dan selalu kuat, karena kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai keinginan. Dan menyadari bahwa dengan usaha dan kerja keraslah yang akan membuat rasa pencapaian itu ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ceritaku di Museum Daerah Kabupaten Lumajang

24 Desember 2023   11:46 Diperbarui: 24 Desember 2023   16:06 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.faris (Foto-foto pada masa Kolonial Belanda di Wilayah Lumajang)

Pada pandangan pertama tentang museum yang terlintas adalah sebuah tempat menyimpan benda-benda kuno yang dirawat oleh pihak dinas pendidikan dan kebudayaan. Saya mencoba mencari pengertian tentang museum. Pada Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Definisi museum berdasarkan konferensi umum ICOM (International Council Of Museums) yang ke-22 di Wina, Austria, pada 24 Agustus 2007 menyebutkan bahwa Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat, meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan warisan budaya dan lingkungannya yang bersifat kebendaan dan tak benda untuk tujuan pengkajian, pendidikan, dan kesenangan.

Secara etimologis kata museum berasal dari bahasa latin yaitu "museum" ("musea"). Aslinya dari bahasa Yunani “mouseion” yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (9 dewi seni dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan kesenian, khususnya institut untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan di Alexandria yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280 SM (https://museum.kemdikbud.go.id/pengertian-museum).

Dengan berbekal awal ini saya berkunjung ke museum daerah tempat tinggal saya yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang  yang berjarak dari rumah saya di daerah Kecamatan Candipuro sekitar 15 km. Museum Lumajang sendiri bertempat di Kawasan Wonorejo Terpadu yang bersebelahan dengan terminal Minak Koncar.  Jarak tempuh dari Candipuro ke Wonorejo sekitar 45 menit. Langkah pertama ketika masuk museum disambut oleh petugas museum untuk mengisi daftar hadir dan sambil ngobrol ringan dengan petugas museum yang memberikan gambaran singkat bagaimana Museum Lumajang berdiri. Museum Lumajang berdiri pada tanggal 24 Agustus 2015, yang mempunyai Visi Museum sebagai bukti peradaban dan perkembangan peradaban dan identitas diri bagi masyarakat Lumajang.Misi pertama melestarikan cagar budaya Kabupaten Lumajang, Kedua memberikan edukasi dan rekreasi dan edukasi budaya, Ketiga merupakan media informasi kebudayaan lokal.

Setelah berbincang ringan dengan petugas Museum Lumajang saya mencoba untuk berkeliling untuk melakukan literasi dari beberapa bagian peninggalan pada masa Hindu-Budha. 

dok. farsi ( Replika Arca Ganesha)
dok. farsi ( Replika Arca Ganesha)
Koleksi museum ada beberapa replika seperti Kitab Kakawinan Negarakertagama, Kitab Paraton, Arca Brahmana, arca Ganesha dan Arca Whisnu. Pada masa Hindu-budha ada yang menarik bagi saya adalah adanya Prasasti Pasrujambe dan Prasasti Ranu Kumbolo, dengan ada jejak tulisan yang diabadikan pada batu, membuktikan bahwa pada masa itu masyarakat sudah mengenal literasi dalam bentuk aksara dan bahasa. Untuk peninggalan dalam bentuk lingga dan yoni yang menyimbolkan sebuah kesuburan ditemukan di daerah Kunir dan Candipuro ini membuktikan tanah sekitar Lumajang subur. Relief berbahan batu bata merah juga ditemukan di Desa Kedungmoro Kecamatan tempeh.

Setelah pada masa Hindu-budha saya beranjak pada persenjataan peninggalan masyarakat Lumajang mulai dari keris, tombak  serta koin uang logam. Pada masa berikutnya bentuk foto yang sudah dipigura pada masa Kolonial Belanda yang menceritakan kondisi Lumajang. Lumajangan sendiri diceritakan pada masa ini merupakan pemasok bahan-bahan penting seperti gula, dan ini dibuktikan dengan adanya pabrik gula jatiroto dan infrastruktur yang mendukung dalam bentuk kereta api untuk mempermudah mengangkut hasil panen tanaman tebu. Dari masa cultuurstelsel ini Kerjaan Belanda mendapat untung yang banyak dari hasil tanaman di Indonesia salah satu daerah Lumajang. 

dok.faris
dok.faris

Setelah ini selesai saya berpindah ke ruang kesenian  dan kebudayaan khas Lumajang mulai dari batik khas Lumajang, Glipang adalah tarian tradisional yang berkembang sejak tahun 1920 menggambarkan sosok ksatria yang gagah dan tegap serta melakukan gerakan seolah-olah seperti tentara yang sedang latihan perang dan juga ada tari jaran slining yang diartikan seni pertunjukan rakyat yang merupakan bagian atau pelengkap pada unit seni pertunjukkan Jaran Kencak. Biasanya diperagakan sebagai sarana penebus nadhar (dalam bahasa jawa Ngluwari Ujar). Tari Topeng Kaliwungu bagian dari topeng wayang yang berasal dari Madura dibuat oleh Mbah Salang kakek Mbah Nemo. Tarian ini sebenarnya menceritakan seorang pemuda yang sedang mengintip seorang gadis yang sedang mandi, sang gadis merasa malu sehingga marah dan keluar kata-kata hinaan terhadap pemuda. Merasa tersinggung sang pemuda itu melaporkan ke Ibunya, sang ibu memberikan saran agar putranya menggunakan topeng untuk menyamarkan wajahnya. Topeng terbuat dari pohon kayu nangka, corak warna terdiri dari 3 unsur: warna putih, warna hitam dan warna merah. 

Dari sini saya banyak mendapatkan pemahaman baru dan memperluas pengetahuan perjalanan sejarah Kabupaten Lumajang. Pertama saya berpikir museum itu hanya tempat benda-benda sejarah yang berhubungan dengan wilayah tersebut. Namun museum merupakan tempat belajar, dan beberapa kegiatan pendidik yang berhubungan dengan kegiatan seni budaya khas daerah kabupaten Lumajang, dan petugas museum menceritakan ada agenda bulanan untuk mengadakan latihan tarian khas Lumajang yaitu Tari Topeng Kaliwungu serta even sekolah mulai dari mapel IPS dan Sejarah. Ayo ajak saudara dan teman-teman untuk berlibur sambil belajar di museum Kabupaten Lumajang, untuk hari kunjungan hari Selasa sampai Minggu kecuali hari Senin libur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun